Rabu, 28 Agustus 2013

Tune-up engine karburator bagian 1



1.    Perawatan Sistem Pendinginan
Gangguan  pada  sistem  pendinginan  secara   umum  akan berakibat meningkatnya  suhu  kerja  engine  yang  akhirnya akan mengganggu kinerja engine. Gangguan langsung yang dirasakan antara lain: tenaga  berkurang, bahan bakar boros, komponen-komponen engine mengalami kerusakan pekerjaan perawatan berkala pada sistem pendinginan meliputi:


a)    Pemeriksaan tinggi permukaan air pendingin 
Periksa ketinggian  air   pendingin   yang   terdapat   pada   tangki Penampungan (Reservoir). Jika tinggi air kurang isilah hingga garis FULL.


b)    Memeriksa kondisi air pendingin

Periksalah air pendingin kemungkinan kotor terdapat karat atau tercemar oli.


 C)    Memeriksa sistem pendinginan 

Periksalah kemungkinan terjadi: 
1)    Kerusakan fisik pada radiator atau slang radiator. 
2)    Kerusakan pada klem slang radiator. 
3)    Kisi-kisi radiator berkarat. 
4)    Kebocoran pada pompa air, pipa radiator (core),penguras.

 


d)    Memeriksa kerja tutup radiator 
Dengan menggunakan alat tes tutup radiator (Radiator cap tester) periksalah kondisi pegas dan katup vakum dari tutup radiator. Tutup perlu diganti bila tekanan pembukaan dibawah angka spesifikasi pabrik, atau jika secara fisik rusak. 
Tekanan pembukaan katup : 
STD : 0,75 – 1,05 kg/cm2 
Limit : 0,6 kg/cm2 
(sesuaikan dengan ketentuan manual)





e)    Memeriksa tali kipas 
1)    Tali kipas diperiksa secara visual kemungkinan terjadi: Retak, perubahan bentuk,  aus atau  terlalu keras. terkena oli atau paslin/grease. Persinggungan yang tidak sempurna antara tali dan puli.




a)    Memeriksa dan menyetel tegangan tali kipas
Dengan tekanan 10 kg/cm2, tekan tali seperti pada gambar defleksi/kelenturan tali :
Pompa air – Alternator : 7 – 11 mm
Engkol – Kompressor : 11 – 14 mm
Bila tidak memenuhi spesifikasi pabrik lakukan penyetelan tali kipas dengan SST penyetel tali kipas.
Tegangan tali kipas :
Baru : 100 – 150 Lbs
Lama          : 60 – 100 Lbs.
(sesuaikan dengan ketentuan manual)
 














2.  Membersihkan saringan udara/Air filter
Gangguan pada saringan udara akan berakibat tenaga engine berkurang dan bahan bakar boros. Adapun prosedur perawatannya seperti berikut:
a)    Melepas saringan udara dari engine. Jangan sampai ada benda yang masuk ke karburator.
b)    Hembuskan tekanan udara dari sisi dalam elemen.
c)    Bila elemen rusak atau terlalu kotor supaya diganti.








3.    Memeriksa Baterai
Kemampuan kerja baterai akan mengalami penurunan seiring dengan pemakaian. Kinerja baterai yang kurang baik akan menyebabkan: sulit untuk menstarter engine, gangguan pada sistem penerangan dan peralatan tambahan (assesoris).
Perawatan baterai meliputi:

a)    Pemeriksaan secara visual:
Periksa baterai kemungkinan:
1)    Penyangga baterai berkarat.
2)    Terminal longgar, berkarat atau rusak.
3)    Kotak baterai rusak atau bocor.










b)    Mengukur berat jenis elektrolit
1)    Memeriksa berat jenis baterai dengan hydrometer
       Berat jenis : 1,25 – 1,27 pada suhu 200 C
2)    Periksa jumlah elektrolit pada setiap sel. Ketinggian elektrolit harus berada antara garis Uper level dan lower level.







4.    Memeriksa Sistem Pelumasan
Sistem pelumasan merupakan bagian vital pada engine. Gangguan pada sistem pelumasan akan berakibat: suhu engine meningkat berlebihan, komponen-komponen engine cepat aus dan tenaga mesin akan terasa berkurang. Perawatan pada sistem pelumasan meliputi:
a)    Memeriksa tinggi oli
Tinggi oli harus berada antara garis L dan F, bila kurang harus ditambah, periksalah kemungkinan ada kebocoran, dan   perbaikilah.









b)    Memeriksa kondisi oli
Periksa oli kemungkinan kotor, tercemar air atau sudah berubah warna karena terbakar




c)    Mengganti saringan oli (oil filter)
1)    Membuka saringan oli dengan SST.
2)    Pasang saringan oli baru  dengan tangan sampai kencang.
3)    Hidupkan mesin dan periksa kebocoran.
4)    Matikan mesin dan periksa tinggi oli, bila kurang ditambah.




5.    Memeriksa, membersihkan dan menyetel busi
Busi adalah komponen yang memberikan loncatan api untuk proses pembakaran. Bila busi kotor, rusak akan berakibat: tenaga engine kurang, engine tidak dapat idel, pincang dan sulit distarter. Perawatan busi meliputi:
a)    Pemeriksaan busi secara visual
1)    Kemungkinan retak, kerusakan pada ulir atau isolator.
2)    Keausan pada elektroda.
3)    Gasket rusak atau berubah bentuk.
4)    Elektroda terbakar atau kotor berlebihan.

 b)    Membersihkan busi
1)    Jangan menggunakan pembersih busi terlalu lama.
2)    Hembuskan kompoun dan karbon pembersih dengan udara tekan
3)    Bersihkan ulir dan permukaan luar isolator.
                
                c)    Menyetel celah busi
Memeriksa semua celah busi dengan alat pengukur celah. Jika diperlukan setelah celah busi dengan membengkokkan elektroda busi.








6.    Memeriksa kabel tegangan tinggi
Gangguan kabel tegangan tinggi pengapian akan berakibat: engine sulit distarter, tidak dapat idel, pincang dan tenaga kurang. Hal ini dapat terjadi karena tahanan kabel menjadi sangat besar. Periksalah semua kabel tegangan tinggi tahanan kabel: kurang dari 25 kW.



7.    Distributor
Gangguan pada distributor akan berakibat kinerja sistem pengapian tidak sempurna, yang akhirnya akan mengganggu kinerja engine: engine sulit distart, tenaga kurang, panas berlebihan dan komponen-komponen utama engine cepat rusak. Adapun perawatannya meliputi:
a)    Memeriksa tutup distributor
Periksa tutup distributor serta rotor dari kemungkinan:
1)    Retak, berkarat, kotor atau terbakar.
2)    Terminal-terminal kotor atau terbakar.
3)    Pegas karbon terminal tengah lemah atau macet.

Gambar 20. Pemeriksaan tutup distributor

b)    Menyetel celah platina atau celah udara
1)    Jika platina aus, rusak atau terbakar ganti yang baru.
2)    Stel celah platina : celah blok : 0,45 mm
3)    Stel celah udara antara rotor dan proyeksi koil (pengapian elektronik). Celah udara : 0,2 – 0,4 mm



Gambar 21. Cara penyetelan platina atau celah udara

c)     Memeriksa sudut Dwell
Periksa sudut dwell dengan Dwell tester.
Sudut dwell : 50 0 – 54 0



 



Gambar 22. Pemeriksaan sudut dwell

d)    Memeriksa saat pengapian
Stel putaran mesin pada putaran idel, oktan selector pada posisi standar. Pada putaran maksimal 950 Rpm saat pengapian antara 50 –15 0 sebelum TMA (sesuaikan dengan spesifikasi pabrik).
Penyetelan pengapian dengan merubah posisi distributor serta menggunakan alat Timing light.


Jangan menyetel dengan Oktan selector.




 




Gambar 23. Penyetelan saat pengapian

e)    Memeriksa kerja governor advancer
1)    Rotor harus kembali dengan cepat setelah diputar searah putaran rotor dan dilepas.
2)    Rotor tidak boleh terlalu kendor.








                        Gambar 24. Pemeriksaan Governoor advancer        

f)     Memeriksa governor advancer dengan engine hidup
Hidupkan engine dan lepaskan  slang  vakum  pada distributor. Saat pengapian berubah-ubah sesuai putaran engine.



 


Gambar 25. Pemeriksaan Governoor advancher dengan engine hidup

g)    Memeriksa kerja Vacum advancer
Hubungkan slang vakum pada distributor. Oktan selector akan berubah-ubah sesuai putaran engine.





Gambar 26. Pemeriksaan Vacum advancer