1.
Perawatan Sistem Pendinginan
Gangguan pada sistem
pendinginan secara umum
akan berakibat meningkatnya
suhu kerja engine
yang akhirnya akan mengganggu
kinerja engine. Gangguan langsung yang dirasakan antara lain: tenaga berkurang, bahan bakar boros,
komponen-komponen engine mengalami kerusakan pekerjaan perawatan berkala pada
sistem pendinginan meliputi:
a)
Pemeriksaan tinggi
permukaan air pendingin
Periksa
ketinggian air pendingin
yang terdapat pada
tangki Penampungan (Reservoir). Jika tinggi air kurang isilah hingga
garis FULL.
b)
Memeriksa kondisi air pendingin
Periksalah
air pendingin kemungkinan kotor terdapat karat atau tercemar oli.
C)
Memeriksa sistem pendinginan
Periksalah
kemungkinan terjadi:
1)
Kerusakan
fisik pada radiator atau slang radiator.
2)
Kerusakan
pada klem slang radiator.
3)
Kisi-kisi
radiator berkarat.
4)
Kebocoran
pada pompa air, pipa radiator (core),penguras.
d)
Memeriksa kerja tutup radiator
Dengan
menggunakan alat tes tutup radiator (Radiator cap tester) periksalah kondisi
pegas dan katup vakum dari tutup radiator. Tutup perlu diganti bila tekanan
pembukaan dibawah angka spesifikasi pabrik, atau jika secara fisik rusak.
Tekanan
pembukaan katup :
STD
: 0,75 – 1,05 kg/cm2
Limit
: 0,6 kg/cm2
(sesuaikan
dengan ketentuan manual)
e)
Memeriksa tali kipas
1)
Tali
kipas diperiksa secara visual kemungkinan terjadi: Retak, perubahan
bentuk, aus atau terlalu keras. terkena oli atau
paslin/grease.
Persinggungan yang tidak sempurna antara tali dan
puli.
a)
Memeriksa dan menyetel tegangan tali kipas
Dengan
tekanan 10 kg/cm2, tekan tali seperti pada gambar
defleksi/kelenturan tali :
Pompa
air – Alternator : 7 – 11 mm
Engkol
– Kompressor : 11 – 14 mm
Bila
tidak memenuhi spesifikasi pabrik lakukan penyetelan tali kipas dengan SST
penyetel tali kipas.
Tegangan
tali kipas :
Baru : 100 – 150 Lbs
Lama : 60 – 100 Lbs.
2.
Membersihkan
saringan udara/Air filter
Gangguan
pada saringan udara akan berakibat tenaga engine berkurang dan bahan bakar
boros. Adapun prosedur perawatannya seperti berikut:
a)
Melepas
saringan udara dari engine. Jangan sampai ada benda yang masuk ke karburator.
b)
Hembuskan
tekanan udara dari sisi dalam elemen.
c)
Bila
elemen rusak atau terlalu kotor supaya diganti.
3.
Memeriksa
Baterai
Kemampuan
kerja baterai akan mengalami penurunan seiring dengan pemakaian. Kinerja
baterai yang kurang baik akan menyebabkan: sulit untuk menstarter engine, gangguan
pada sistem penerangan dan peralatan tambahan (assesoris).
Perawatan
baterai meliputi:
a)
Pemeriksaan secara visual:
Periksa
baterai kemungkinan:
1)
Penyangga
baterai berkarat.
2)
Terminal
longgar, berkarat atau rusak.
3)
Kotak
baterai rusak atau bocor.
b)
Mengukur berat jenis elektrolit
1)
Memeriksa
berat jenis baterai dengan hydrometer
Berat jenis
: 1,25 – 1,27 pada suhu 200 C
2)
Periksa
jumlah elektrolit pada setiap sel. Ketinggian elektrolit harus berada antara
garis Uper level dan lower level.
4.
Memeriksa
Sistem Pelumasan
Sistem
pelumasan merupakan bagian vital pada engine. Gangguan pada sistem pelumasan
akan berakibat: suhu engine meningkat berlebihan, komponen-komponen engine
cepat aus dan tenaga mesin akan terasa berkurang. Perawatan pada sistem
pelumasan meliputi:
a)
Memeriksa tinggi oli
Tinggi
oli harus berada antara garis L dan F, bila kurang harus ditambah, periksalah
kemungkinan ada kebocoran, dan
perbaikilah.
b)
Memeriksa kondisi oli
Periksa oli kemungkinan kotor, tercemar air atau sudah
berubah warna karena terbakar
c)
Mengganti saringan oli (oil filter)
1)
Membuka
saringan oli dengan SST.
2)
Pasang
saringan oli baru dengan tangan sampai
kencang.
3)
Hidupkan
mesin dan periksa kebocoran.
4)
Matikan
mesin dan periksa tinggi oli, bila kurang ditambah.
5.
Memeriksa,
membersihkan dan menyetel busi
Busi
adalah komponen yang memberikan loncatan api untuk proses pembakaran. Bila busi
kotor, rusak akan berakibat: tenaga engine kurang, engine tidak dapat idel,
pincang dan sulit distarter. Perawatan busi meliputi:
a)
Pemeriksaan busi secara visual
1)
Kemungkinan
retak, kerusakan pada ulir atau isolator.
2)
Keausan
pada elektroda.
3)
Gasket
rusak atau berubah bentuk.
4)
Elektroda
terbakar atau kotor berlebihan.
b)
Membersihkan busi
1)
Jangan
menggunakan pembersih busi terlalu lama.
2)
Hembuskan
kompoun dan karbon pembersih dengan udara tekan
3)
Bersihkan
ulir dan permukaan luar isolator.
c) Menyetel celah busi
Memeriksa
semua celah busi dengan alat pengukur celah. Jika diperlukan setelah celah busi
dengan membengkokkan elektroda busi.
6.
Memeriksa
kabel tegangan tinggi
Gangguan
kabel tegangan tinggi pengapian akan berakibat: engine sulit distarter, tidak
dapat idel, pincang dan tenaga kurang. Hal ini dapat terjadi karena tahanan
kabel menjadi sangat besar. Periksalah semua kabel tegangan tinggi tahanan
kabel: kurang dari 25 kW.
7.
Distributor
Gangguan
pada distributor akan berakibat kinerja sistem pengapian tidak sempurna, yang
akhirnya akan mengganggu kinerja engine: engine sulit distart, tenaga kurang,
panas berlebihan dan komponen-komponen utama engine cepat rusak. Adapun
perawatannya meliputi:
a)
Memeriksa tutup distributor
Periksa
tutup distributor serta rotor dari kemungkinan:
1)
Retak,
berkarat, kotor atau terbakar.
2)
Terminal-terminal
kotor atau terbakar.
3)
Pegas
karbon terminal tengah lemah atau macet.
Gambar 20. Pemeriksaan tutup
distributor
b)
Menyetel celah platina atau celah udara
1)
Jika
platina aus, rusak atau terbakar ganti yang baru.
2)
Stel
celah platina : celah blok : 0,45 mm
3)
Stel
celah udara antara rotor dan proyeksi koil (pengapian elektronik). Celah
udara : 0,2 – 0,4 mm
Gambar 21. Cara penyetelan platina
atau celah udara
c)
Memeriksa sudut Dwell
Periksa
sudut dwell dengan Dwell tester.
Sudut
dwell : 50 0 – 54 0
Gambar 22.
Pemeriksaan sudut dwell
d)
Memeriksa saat pengapian
Stel
putaran mesin pada putaran idel, oktan selector pada posisi standar. Pada
putaran maksimal 950 Rpm saat pengapian antara 50 –15 0
sebelum TMA (sesuaikan dengan spesifikasi pabrik).
Penyetelan
pengapian dengan merubah posisi distributor serta menggunakan alat Timing
light.
Jangan
menyetel dengan Oktan selector.
Gambar 23. Penyetelan saat pengapian
e)
Memeriksa kerja governor advancer
1)
Rotor
harus kembali dengan cepat setelah diputar searah putaran rotor dan dilepas.
2)
Rotor
tidak boleh terlalu kendor.
Gambar 24. Pemeriksaan Governoor
advancer
f)
Memeriksa governor advancer dengan engine
hidup
Hidupkan
engine dan lepaskan slang vakum
pada distributor. Saat pengapian berubah-ubah sesuai putaran engine.
Gambar 25.
Pemeriksaan Governoor advancher dengan engine hidup
g)
Memeriksa kerja Vacum advancer
Hubungkan
slang vakum pada distributor. Oktan selector akan berubah-ubah sesuai putaran
engine.
Gambar 26. Pemeriksaan Vacum advancer