A.
KEGIATAN
BELAJAR
1.
Kegiatan
Belajar 1 : Jenis-jenis
dan cara kerja kompresor udara
a.
Tujuan Kegiatan
Belajar 1
1).
Siswa
dapat memahami jenis-jenis konstruksi kompresor udara dengan benar.
2).
Siswa
dapat memahami prinsip kerja/ cara
kerja kompresor udara dengan benar.
3).
Siswa
dapat memahami cara instalasi/
pemasangan kompresor udara dengan benar.
b.
Uraian
Materi 1
1)
Prinsip
Pengkompresian Fluida Gas/ Udara
Kompresor
adalah pesawat/ mesin yang berfungsi untuk memampatkan atau menaikkan tekanan udara
atau fluida gas atau memindahkan fluida gas dari suatu tekanan statis rendah ke
suatu keadaan tekanan statis yang lebih tinggi. Udara atau fluida gas yang
diisap kompresor biasanya adalah udara/ fluida gas dari atmosfir walaupun banyak
pula yang menghisap udara/ fluida gas spesifik dan bertekanan lebih tinggi dari
atmosfir (kompresor berfungsi sebagai penguat atau booster). Kompresor ada pula yang mengisap udara/ fluida gas yang
bertekanan lebih rendah daripada tekanan atmosfir yang biasa disebut pompa
vakum.
Pemampatan fluida gas dapat
dijelaskan dengan hukum Pascal yaitu tekanan yang dikenakan pada satu bagian
fluida dalam wadah tertutup akan diteruskan ke segala arah sama besar.
Gambar 1. Kompresi
fluida
Perhatikan
Gb. 1 dimana fluida ditempatkan dalam silinder dengan luas penampang A dan panjang langkahnya l
dan dikompresi dengan gaya
F melalui sebuah piston, sehingga
tekanan fluida di dalam silinder adalah :
Tekanan ini akan
diteruskan ke semua titik dalam silinder dengan sama besar.
Jika
fluida mempunyai volume awal V dan kemudian mengecil menjadi DV akibat kompresi regangan
volumetrisnya adalah DV/V,
sedangkan tekanannya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
(jika A tetap)
K adalah modulus bulk
(curah) fluida. Pada fluida gas, modulus curah ( K ) tidak tetap harganya dan
tergantung pada tekanan gas yang bersangkutan.
Hubungan
antara tekanan dan volume gas dalam proses kompresi dapat diuraikan sebagai
berikut. Jika selama kompresi, temperatur gas dijaga tetap (isothermal) maka
pengecilan volume menjadi ½ kali dan akan menaikkan tekanan 2 kali. Jadi pada
proses kompresi isothermal tekanan akan berbanding terbalik dengan volume.
Pernyataan ini disebut dengan hukum Boyle yang
dinyatakan dengan persamaan :
P1V1
= P2V2 = tetap (
p : kgf/cm2 atau Pa dan V : m3)
Modulus
bulk (K) pada gas berdasarkan persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai
berikut :
di mana k : perbandingan
panas jenis pada volume tetap dan tekanan tetap
(cp/cv) dari gas yang bersangkutan
p : tekanan
mutlak gas
Untuk kasus seperti Gambar
1, kp dapat dinyatakan sebagai :
sehingga energi regangan
U dapat ditulis :
Jadi besarnya energi yang
disimpan dalam proses pemampatan gas tergantung pada kenaikan tekanan Dp dan harga k. Besarnya energi yang tersimpan pada
proses pemampatan zat padat, cair dan gas dengan volume ( A x l ) yang sama, ditunjukkan pada tabel 1.
sebagai berikut :
Tabel
1. Energi yang tersimpan pada proses kompresi
Jadi harga untuk zat
padat, cair dan gas adalah :
, dan
dari harga-harga yang
dipaparkan di atas nyatalah bahwa harga untuk fluida gas jauh lebih besar
daripada yang lain. Hal itu menunjukkan bahwa fluida gas mempunyai kemampuan
besar untuk menyimpan energi persatuan volume dengan menaikkan tekanannya.
2)
Udara
Bertekanan dan Pemanfaatannya
Udara
bertekanan yang dihasilkan kompresor mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan
dengan tenaga listrik dan hidrolik, yang antara lain adalah :
a)
Konstruksi
dan operasi mesin serta fasilitasnya adalah sangat sederhana
b)
Pemeliharaan
dan pemeriksaan mesin dan peralatan dapat dilakukan dengan mudah
c)
Energi
dapat disimpan
d)
Kerja
dapat dilakukan dengan cepat
e)
Harga
mesin dan peralatan relatif lebih murah
f)
Kebocoran
udara yang dapat terjadi tidak membahayakan dan tidak menimbulkan pencemaran
Pemanfaatan
udara bertekanan sangat banyak dan bervariasi, terutama sebagai sumber tanaga. Pada
praktik dilapangan penggunaan udara bertekanan digolongkan menurut gaya dan akibat yang
ditimbulkannya, seperti diuraikan dalam Tabel 2.
Pemilihan
kompresor udara pada pemakaian perlu memperhatikan dan memahami karakteristik,
konstruksi dan model kompresor udara serta faktor-faktor pendukungnya.
Contoh-contoh pemakaian kompresor yang sesuai diperlihatkan pada Tabel 3.
3)
Klasifikasi
dan Konstruksi Kompresor Udara
a) Klasifikasi Kompresor
Kompresor
terdapat dalam berbagai jenis dan model, tergantung pada volume dan tekanan
yang dihasilkan. Istilah kompresor banyak dipakai untuk yang bertekanan tinggi,
blower untuk yang bertekanan menengah rendah dan fan untuk yang bertekanan
sangat rendah.
Ditinjau
dari cara pemampatan (kompresi) udara,
kompresor terbagi dua yaitu jenis perpindahan dan jenis turbo. Jenis
perpindahan adalah kompresor yang menaikkan tekanan dengan memperkecil atau
memampatkan volume gas yang diisap ke dalam silinder atau stator oleh torak
atau sudu, sedangkan jenis turbo menaikkan tekanan dan kecepatan gas dengan
gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh impeller atau dengan gaya angkat (lift)
yang ditimbulkan oleh sudu.
Klasifikasi
kompresor udara dapat dicermati pada Gb. 2 berikut :
Gambar 2.
Tipe-tipe kompresor
Ada juga yang mengklasifikasikan
kompresor udara sebagai berikut :
Gambar 3. Klasifikasi kompresor
Kompresor juga dapat
diklasifikasikan atas dasar konstruksinya seperti diuraikan sebagai berikut :
(1) Klasifikasi berdasar jumlah tingkat
kompresi ( mis : satu tingkat, dua tingkat, … , banyak tingkat)
(2) Klasifikasi berdasarkan langkah kerja
( mis : kerja tunggal/ single acting
dan kerja ganda/ double acting)
(3) Klasifikasi berdasarkan susunan
silinder “khusus kompresor torak” (mis: mendatar, tegak, bentuk L, bentuk V,
bentuk W, bentuk bintang dan lawan imbang/ balans
oposed)
(4) Klasifikasi berdasarkan cara
pendinginan (mis : pendinginan air dan pendinginan udara)
(5) Klasifikasi berdasarkan transmisi
penggerak (mis: langsung, sabuk V dan roda gigi)
(6) Klasifikasi berdasarkan penempatannya
(mis : permanen/ stationary dan dapat
dipindah-pindah/ portable)
(7) Klasifikasi berdasarkan cara
pelumasannya (mis : pelumasan minyak dan tanpa minyak)
b) Konstruksi Kompresor
Dalam
modul ini hanya akan dibahas khusus konstruksi kompresor torak, karena pada
umumnya kompresor udara yang digunakan pada bidang kerja otomotif skala
menengah kecil adalah kompresor torak.
Kompresor
torak atau kompresor bolak-balik pada dasarnya adalah merubah gerakan putar
dari penggerak mula menjadi gerak bolak-balik torak/ piston. Gerakan ini diperoleh dengan menggunakan
poros engkol dan batang penggerak yang menghasilkan gerak bolak-balik pada
torak.
Gerakan
torak akan menghisap udara ke dalam silinder dan memampatkannya. Langkah kerja
kompresor torak hampir sama dengan konsep kerja motor torak yaitu:
(1). Langkah Isap
Langkah isap adalah bila poros engkol berputar
searah putaran jarum jam, torak bergerak dari titik mati atas (TMA) ke titik
mati bawah (TMB). Tekanan negatif terjadi pada ruangan di dalam silinder yang
ditinggalkan torak sehingga katup isap terbuka oleh perbedaaan tekanan dan
udara terisap masuk ke silinder.
(2). Langkah Kompresi
Langkah
kompresi terjadi saat torak bergerak dari TMB ke TMA, katup isap dan katup
buang tertutup sehingga udara dimampatkan dalam silinder
(3). Langkah Keluar
Bila
torak meneruskan gerakannya ke TMA, tekanan di dalam silinder akan naik
sehingga katup keluar akan terbuka oleh tekanan udara sehingga udara akan
keluar.
Gambar 4.
Kompresor Kerja Tunggal
Gambar 5.
Kompresor Kerja Ganda
Profil
detail konstruksi kompresor torak kerja tunggal dan kerja ganda dicontohkan
pada gambar berikut :
Gambar 6.
Kompresor Kerja Tunggal 1 Tingkat Pendingin Udara
Gambar 7.
Kompresor Kerja Tunggal 1 Tingkat Pendingin Air
Gambar 8.
Kompresor Kerja Ganda 1 Tingkat
Gambar 9.
Kompresor Kerja Ganda 2 Tingkat Lawan Imbang
Beberapa
bagian dari konstruksi kompresor udara jenis torak/ piston antara lain meliputi
silinder, kepela silinder, torak/ piston, batang torak, poros engkol,
katup-katup, kotak engkol dan alat-alat bantu. Berikut ini akan diuraikan
beberapa bagian utama dari kompresor torak.
a) Silinder dan Kepala Silinder
Silinder
mempunyai bentuk silindris dan merupakan bejana kedap udara dimana torak
bergerak bolak-balik untuk mengisap dan memampatkan udara.
Silinder
harus kuat menahan beban tekanan yang ada. Silinder untuk tekanan kurang dari
50 kgf/cm2 (4.9 Mpa) pada umunya menggunakan besi cor sebagai bahan
silindernya. Bagian dalam silinder diperhalus sebab cincin torak akan meluncur
pada permukaan dalam silinder. Dinding bagian luar silinder diberi sirip-sirip untuk
memperluas permukaan sehingga lebih cepat/kuat memancarkan panas yang timbul
dari proses kompresi di dalam silinder. Kompresor dengan pendingin air
diperlengkapi dengan selubung air di dinding luar silinder.
Kepala
silinder terbagi menjadi dua bagian, satu bagian sisi isap dan satu bagian sisi
tekan. Sisi isap dilengkapi dengan katup isap dan sisi tekan dilengkapi dengan
katup tekan. Pada kompresor kerja ganda terdapat dua kepala silinder, yaitu
kepala silinder atas dan kepala silinder bawah. Kepala silinder juga harus
menahan tekanan sehingga bahan pembuatnya adalah besi cor. Bagian dinding
luarnya diberi sirip-sirip pendingin atau selubung air pendingin.
b) Torak dan cincin torak
Torak
merupakan komponen yang betugas untuk melakukan kompresi terhadap udara/ gas,
sehingga torak harus kuat menahan tekanan dan panas. Torak juga harus dibuat
seringan mungkin untuk mengurangi gaya
inersia dan getaran.
Cincin
torak dipasangkan pada alur-alur torak dan berfungsi sebagai perapat antara
torak dan dinding silinder. Jumlah cincin torak bervariasi tergantung perbedaan
tekanan sisi atas dan sisi bawah torak. Pemakaian 2 s.d. 4 cincin torak
biasanya dipakai pada kompresor dengan tekanan kurang dari 10 kgf/cm2.
Pada
kompresor tegak dengan pelumasan minyak, pada torak dipasangkan sebuah cincin pengikis
minyak yang dipasang pada alur terbawah. Sedangkan pada kompresor tanpa
pelumasan, cincin torak dibuat dari bahan yang spesifik yaitu karbon atau
teflon.
Gambar 10.
Konstruksi
torak
kompresor bebas minyak
c) Katup-Katup
Katup-kstup
pada kompresor membuka dan menutup secara otomatis tanpa mekanisme penggerak
katup. Pembukaan dan penutupan katup tergantung dari perbedaan tekanan yang
terjadi antara bagian dalam dan bagian luar silinder.
Jenis-jenis
katup yang biasa digunakan adalah jenis katup pita, katup cincin, katup kanal
dan katup kepak.
Gambar 11.
Konstruksi Katup Pita (Reed Valve)
Gambar 12.
Konstruksi
Katup
Cincin
Gambar 13.
Konstruksi
Katup
Kanal
Gambar 14.
Konstruksi
Katup
Kepak
d) Poros Engkol dan Batang Torak
Poros
engkol dan batang torak mempunyai fungsi utama untuk mengubah gerakan putar
menjadi gerak bolak-balik. Secara konstruksi, poros engkol dan batang torak
kompresor hampir sama dengan yang terdapat pada motor bakar. Ujung poros engkol
berhubungan dengan transmisi daya dari sumber penggerak. Poros engkol dan
batang torak biasa terbuat dari baja tempa.
e) Kotak Engkol
Kotak
engkol adalah sebagai blok mesinnya kompresor yang
berfungsi sebagai dudukan bantalan engkol yang bekerja menahan beban inersia
dari masa yang bergerak bolak-balik serta gaya
pada torak. Pada kompresor dengan pelumasan minyak kotak engkol sekaligus
sebagai tempat/ bak penampung minyak pelumas.
f)
Pengatur
Kapasitas
Volume
udara yang dihasilkan kompresor harus sesuai dengan kebutuhan. Jika kompresor
terus bekerja maka tekanan dan volume udara akan terus meningkat melebihi
kebutuhan dan berbahaya terhadap peralatan. Untuk mengatur batas volume dan
tekanan yang dihasilkan kompresor digunakan alat yang biasa disebut pembebas
beban (unloader).
Pembebas
beban dapat digolongkan menurut azas kerjanya yaitu : pembebas beban katup
isap, pembebas beban celah katup, pembebas beban trotel isap dan pembebas beban
dengan pemutus otomatis. Pembebas beban yang difungsikan untuk memperingan
beban pada waktu kompresor distart agar penggerak mula dapat berjalan lancar
dinamakan pembebas beban awal.
Adapun
ciri-ciri, cara kerja, dan pemakaian
berbagai jenis pembebas beban tersebut di atas adalah sebagai berikut.
(1). Pembebas beban katup isap
Jenis ini
sering dipakai pada kompresor kecil atau sedang. Cara ini menggunakan katup
isap di mana plat katupnya dapat dibuka terus pada langkah isap maupun langkah
kompresi sehingga udara dapat bergerak keluar masuk silinder secara bebas
melalui katup ini tanpa terjadi kompresi. Hal ini berlangsung sebagai berikut.
Gambar 15.
Kerja pembebas beban katup isap
Jika
kompresor bekerja maka udara akan mengisi tangki udara setringga tekanannya
akan naik sedikit dcmi sedikit. Tekanan ini disalurkan kc bagian bawah katup
pilot dari pembebas behan. Jika tekanan di dalam
tangki udara masih rendah, maka katup akan tetap tertutup karena pegas atas
dari katup pilot dapat mengatasi tekanan tersebut.
Namun jika
tekanan di dalam tangki udara naik sehingga dapat mengatasi gaya pegas tadi maka katup isap akan didorong
sampai terbuka. Udara tekan akan mengalir melalui pipa pembebas beban dan
menekan torak pembebas beban pada tutup silinder ke bawah. Maka katup isap akan
terbuka dan operasi tanpa beban mulai.
Selama
kompresor bekerja tanpa beban, tekanan di dalam tangki udara akan menurun
terus karena udara dipakai sedangkan penambahan udara dari kompresor tidak ada.
Jika tekanan turun melebihi batas maka gaya
pegas dari katup pilot akan mengalahkan gaya
dari tekanan tangki udara. Maka katup pilot akan jatuh, laluan udara tertutup,
dan tekanan di dalam pipa pembebas beban menjadi sama dengan tekanan atmosfir.
Dengan
demikian torak pembebas beban akan terangkat oleh gaya pegas, katup isap kembali pada posisi
normal, dan kompresor bekerja mengisap dan memampatkan udara.
(2). Pembebas beban dengan pemutus otomatik
Jenis ini
dipakai untuk kompresor-kompresor yang relatip kecil, kurang dari 7,5 kW. Di sini dipakai tombol tekanan (pressure switch) yang dipasang di tangki udara. Motor penggerak
akan dihentikan oleh tombol tekanan ini secara otomatik bila tekanan udara di
dalam tangki udara melebihi batas tertentu. Sebaliknya jika tekanan di dalam
tangki udara turun sampai di bawah batas minimal yang ditetapkan, maka tombol
akan tertutup dan motor akan hidup kembali.
Pembebas
beban jenis ini banyak dipakai pada kompresor kecil sebab katup isap pembebas
beban yang berukuran kecil agak sukar dibuat. Selain itu motor berdaya kecil
dapat dengan mudah dihidupkan dan dimatikan dengan tombol tekanan
g) Pelumasan
Bagian-bagian
kompresor torak yang memerlukan pelumasan adalah bagian-bagian yang saling
meluncur seperti silinder, torak, kepala silang, metal-metal bantalan batang
penggerak dan bantalan utama. Tujuan pelumasan adalah untuk mencegah keausan,
merapatkan cincin torak dan paking, mendinginkan bagian-bagian yang saling
bergesek, dan mencegah pengkaratan.
Pada
kompresor kerja tunggal yang biasanya dipergunakan sebagai kompresor berukuran
kecil, pelumasan kotak engkol dan silinder disatukan. Sebaliknya kompresor
kerja ganda yang biasanya dibuat untuk ukuran sedang dan besar dimana silinder
dipisah dari rangka oleh paking tekan, maka harus dilumasi secara terpisah.
Dalam hal ini pelumasan untuk silinder disebut pelumasan dalam dan pelumasan
untuk rangkanya disebut pelumasan luar.
Untuk
kompresor kerja tunggal yang berukuran kecil, pelumasan dalam maupun pelumasan
luar dilakukan secara bersama dengan cara
pelumasan percik atau dengan pompa pelumas jenis rocla gigi.
Pelumasan
percik, menggunakan tuas pemercik minyak yang dipasang pada ujung besar batang
penggerak. Tuas ini akan menyerempet permukaan minyak di dasar kotak engkol
sehingga minyak akan terpercik ke silinder dan bagian lain dalam kotak engkol. Metoda
pelumasan paksa menggunakan pompa roda gigi yang dipasang pada ujung poros
engkol.
Putaran
poros engkol akan diteruskan ke poros pompa ini melalui sebuah kopling jenis Oldham. Minyak pelumas mengalir melalui saringan minyak
oleh isapan pompa. Oleh pompa tekanan minyak dinaikkan sampai mencapai harga
tertentu lalu dialirkan ke semua bagian yang memerlukan melalui saluran di
dalam poros engkol dan batang penggerak.
Gambar 16.
Pelumasan Paksa
Sebuah
katup pembatas tekanan untuk membatasi tekanan minyak dipasang pada sisi keluar
pompa roda gigi. Kompresor berukuran sedang dan besar menggunakan pelumasan
dalam yang dilakukan dengan pompa minyak jenis plunyer secara terpisah. Adapun
pelumasan luarnya dilakukan dengan pompa roda gigi yang dipasang pada ujung
poros engkol.
Pompa roda
gigi harus dipancing sebelum dapat bekerja. Untuk itu disediakan pompa tangan
yang dipasang paralel dengan pompa roda gigi. Pada jalur pipa minyak pelumas
juga perlu dipasang rele tekanan. Rele ini akan bekerja secara otomatis
menghentikan kompresor jika terjadi penurunan tekanan minyak sampai di bawah
batas minimum. Jika pompa mengisap udara. karena tempat minyak kosong atau
permukaannya terlalu rendah maka rele akan bekerja dan kompresor berhenti
Gambar 17.
Sistem Pelumas Minyak Luar
Gambar 18.
Sistem Pelumas Minyak Dalam
h) Peralatan Pembantu
Untuk
dapat bekerja dengan sempurna, kompresor diperlengkapi dengan beberapa
peralatan pembantu yang antara lain adalah
sebagai berikut.
(1) Saringan udara
Jika udara
yang diisap kompresor mengandung banyak debu maka silinder dan cincin torak
akan cepat aus bahkan dapat terbakar. Karena itu kompresor harus diperlengkapi
dengan saringan udara yang dipasang pada sisi isapnya.
Saringan
yang banyak dipakai saat ini terdiri dari tabung-tabung penyaring yang
berdiameter 10 mm dan panjangnya 10 mm. Tabung ini ditempatkan di dalam kotak
berlubang-lubang atau keranjang kawat, yang dicelupkan dalam genangan minyak.
Udara yang diisap kompresor harus mengalir melalui minyak dan tabung yang
lembab oleh minyak.
Dengan
demikian jika ada debu yang terbawa akan melekat pada saringan sehingga udara
yang masuk kompresor menjadi bersih. Aliran melalui saringan tersebut sangat
turbulen dan arahnya membalik hingga sebagian besar dari partikel-partikel debu
akan tertangkap di sini.
Gambar 19. Saringan udara tipe
genangan minyak
(2)
Katup pengaman
Katup
pengaman harus dipasang pada pipa keluar dari setiap tingkat kompresor. Katup
ini harns membuka dan membuang udara ke luar jika tekanan melebihi 1,2 kali
tekanan normal maksimum dari kompresor. Pengeluaran udara harus berhenti secara
tepat jika tekanan sudah kembali sangat dekat pada tekanan normal maksimum.
Gambar 20. Katup Pengaman
(3) Tangki udara
Tangki
udara dipakai untuk menyimpan udara tekan agar apabila ada kebutuhan udara
tekan yang berubah-ubah jumlahnya dapat dilayani dengan lancar. Dalam hal
kompresor torak di mana udara dikeluarkan secara berfluktuasi, tangki udara
akan memperhalus aliran. Selain itu, udara yang disimpan di dalam tangki udara
akan mengalami pendinginan secara pelan-pelan dan uap air yang mengembun dapat
terkumpul di dasar tangki untuk sewaktu-waktu dibuang. Dengan demikian udara
yang disalurkan ke pemakai selain sudah dingin, juga tidak lembab.
Gambar 21. Unit Kompresor
dengan Tangki Udara
(4) Peralatan Pembantu
Kompresor
untuk keperluan-keperluan khusus sering dilengkapi peralatan bantu antara lain
: peredam bunyi, pendingin akhir, pengering, menara pendingin dan sebagainya
sesuai dengan kebutuhan spesifik yang dibutuhkan sistem.
(5)
Peralatan pengaman yang lain
Kompresor
juga memiliki alat-alat pengaman berikut ini untuk menghindari dari kecelakaan.
·
alat
penunjuk tekanan, rele tekanan udara dan rele tekanan minyak
·
alat
penunjuk temperatur dan rele thermal (temperatur udara keluar, temperatur udara
masuk, temperatur air pendingin, temperatur minyak dan temperatur bantalan.
·
Rele
aliran air (mendeteksi aliran yang berkurang/ berhenti.
4) Penentuan Spesifikasi Kompresor
Udara
a) Perhitungan daya kompresor
Daya
yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor dapat dihitung sebagaimana contoh
berikut:
Misal : kompresor torak satu tingkat
dengan effisiensi volumetris 63%, piston displacement 7.94 m3/min
memampatkan udara standar menjadi 7 kgf/cm2 (g). Jika effisiensi
adiabatik keseluruhan ± 70%, berapakah daya motor penggerak kompresor?
=
(0.63) (7.94)
= 5 m3/ min
untuk memampatkan 1 m3/min
udara standar menjadi 7 kgf/cm2 (g) dengan kompresor 1 tingkat
menurut tabel memerlukan daya adiabatik teoritis 4.7074 kW, sehingga laju
volume udara total sebesar 5 m3/min akan diperlukan daya sebesar
Lad = 5 x 4.7074 = 23.5 kW
dengan effisiensi adiabatik total
sebesar 70% maka daya poros yang diperlukan kompresor adalah :
kW
daya motor penggerak kompresor harus
diambil sebesar 5 s.d. 10% di atas hasil perhitungan tersebut, sehingga jika
diambil maksimal maka akan didapatkan daya motor yang diperlukan adalah 37 kW.
b) Jenis penggerak dan transmisi daya
Penggerak kompresor pada umumnya
memakai motor listrik atau motor bakar torak.
(1)
Motor
Listrik
Motor
listrik pada umumnya diklasifikasikan menjadi dua yaitu motor induksi dan motor
sinkron. Motor induksi mempunyai faktor daya daya dan effisiensi lebih rendah
dibanding dengan motor sinkron. Arus awal induksi juga sangat besar. Namun
motor induksi s.d. 600 kW masih banyak dipakai karena harganya yang relatif
murah dan pemeliharaannya mudah.
Motor
listrik induksi terdapat 2 jenis yaitu jenis sangkar bajing (squirel-cage) dan jenis rotor lilit (wound rotor). Motor listrik tipe sangkar
bajing lebih banyak digunakan karena mudah pemeliharaannya.
Motor
listrik jenis sinkron mempunyai faktor daya dan effisiensi yang tinggi, namun
harganya mahal, sehingga jika pemakaian daya tidak merupakan faktor yang sangat
menentukan, motor jenis ini jarang digunakan. Motor ini banyak digunakan pada
industri yang membutuhkan tekanan udara yang besar.
Karakteristik
starter pada motor listrik bermacam-macam tergantung pada momen awal, kapasitas
sumber tenaga (listrik) yang ada dan pengaruh arus awal pada sistem distribusi
daya yang ada. Berikut tabel karakteristik start beberapa motor listrik.
Tabel 4. Karakteristik
start motor listrik
(2)
Motor
Bakar Torak
Motor
bakar biasa dipergunakan sebagai penggerak kompresor bila tidak tersedia sumber
listrik di tempat pemasangan kompresor, atau memang diinginkan sebagai
kompresor portable. Motor bensin biasa digunakan pada daya s.d. 5.5 kW,
sedangkan untuk daya yang lebih besar biasa digunakan motor diesel.
Daya
dari motor penggerak, baik motor listrik maupun motor bakar harus
ditransmisikan ke poros kompresor untuk supaya kompresor bekerja. Beberapa
transmisi daya pada penggerak motor listrik antara lain : V-belt, kopling tetap
dan rotor terpadu, sedangkan pada penggerak motor bakar transmisi daya
menggunakan V-belt, kopling tetap dan atau kopling gesek.
V-belt
atau sabuk-V mempunyai keuntungan putaran kompresor dapat dipilih bebas
sehingga dapat dipakai motor putaran tinggi, namun memiliki kerugian daya
akibat slip antara puli dan sabuk serta memerlukan ruangan yang besar untuk
pemasangan. Transmisi model ini banyak digunakan pada kompresor kecil dengan
daya kurang dari 75 kW.
Kopling
tetap mempunyai effisiensi yang tinggi serta pemeliharaannya lebih mudah, namun
transmisi ini memerlukan motor dengan putaran rendah yang umumnya harganya
mahal. Transmisi daya model ini hanya dipakai jika memeng diperlukan daya yang
besar antara 150 kW s.d. 450 kW.
Rotor
terpadu merupakan penggabungan poros engkol kompresor dengan poros motor
penggerak sehingga konstruksinya kompak, tidak banyak memerlukan ruang dan
pemeliharaannya lebih mudah. Namun transmisi daya model ini memerlukan desain
motor penggerak yang khusus.
Kopling
gesek digunakan untuk memungkinkan motor dapat distart tanpa beban dengan
membuka kopling. Kerugian transmisi daya model ini adalah memerlukan kopling
yang besar untuk kompresor dengan fluktuasi (perubahan) momen puntir yang
besar.
c) Penentuan spesifikasi
Angka
terpenting dalam mencermati spesifikasi kompresor adalah laju volume gas yang
dikeluarkan dan tekanan kerjanya. Jika kedua faktor itu sudah ditentukan, daya
kompresor dihitung dengan pendekatan contoh perhitungan daya yang telah
diuraikan di depan.
Pembelian
kompresor perlu diperhatikan dengan jelas tujuan penggunaan dan persyaratan-persyaratannya.
Hal-hal berikut perlu diperhatikan dalam pembelian kompresor, yaitu :
(1)
Maksud/
tujuan penggunaan kompresor
(2)
Tekanan
isap
(3)
Tekanan
keluar
(4)
Jenis
dan sifat gas yang ditangani
(5)
Temperatur
dan kelembaban gas
(6)
Kapasitas
aliran gas yang diperlukan
(7)
Peralatan
untuk mengatur kapasitas (jenis, otomatik atau manual, bertingkat banyak)
(8)
Cara
pendinginan (dengan udara atau air), muka, temperatur dan tekanan air
pendingin, bila digunakan pendingin air.
(9)
Sumber
tenaga (frekuensi, tegangan dan kapasitas daya)
(10)
Kondisi
lingkungan tempat instalasi
(11)
Jenis
penggerak/ sumber tenaga kompresor (motor listrik atau motor bakar)
(12)
Putaran
penggerak mula
(13)
Jenis
kompresor (pelumas minyak atau bebas minyak, kompresor torak atau putar, jumlah
tingkat kompresi, permanen atau portable, dll.)
(14)
Jumlah
kompresor
Beberapa hal lain yang
harus dipertimbangkan dalam memilih suatu kompresor adalah :
(1)
Biaya
investasi (harga kompresor, motor penggerak, peralatan dan instalasi listrik,
peralatan pembantu, biaya pembangunan gedung, pondasim dan lain-lain)
(2)
Biaya
operasi (biaya tenaga listrik, bahan bakar, minyak pelumas dan air pendingin)
(3)
Biaya
pemeliharaan (biaya penggantian suku cadang, perbaikan dan overhaul)
Kompresor dengan daya
s.d. 300 kW biasanya banyak tersedia dipasaran (diproduksi massal) sehingga
harganya relatif murah, dapat didapatkan dengan mudah, suku cadang mudah
didapat dan ekonomis.
Pemilihan
bahan untuk bagian-bagian yang bersinggungan dengan zat yang korosif harus
sangat diperhitungkan, karena akan mempengaruhi umur pemakaian. Pada sistem
pendingin air jika yang digunakan adalah air tawar bersih dapat digunakan bahan
pipa baja galvanis, pipa tembaga atau pipa tembaga
nikel. Pendingin dengan air tawar kotor atau air laut sebaiknya pipa temabaga
nikel yang dipakai. Sedangkan bagian pipa yang berkaitan dengan gas yang
dipindahkan, berikut ditampilkan Tabel 5. Gas yang diberi tanda “x” berarti
korosif terhadap logam tersebut.
Tabel 5. Jenis-jenis gas
yang korosif terhadap bahan
5) Instalasi Kompresor Udara
a) Pemilihan Tempat
Tempat istalasi kompresor
harus dipilih berdasar-kan beberapa kriteria sebagai berikut :
(1)
Instalasi
kompresor harus dipasang sedekat mungkin dengan tempat-tempat yang memerlukan
udara bertekanan.
(2)
Lingkungan
instalasi kompresor tidak boleh ada gas yang mudah terbakar atau zat yang mudah
meledak.
(3)
Lingkungan
instalasi kompresor harus memungkinkan dilakukan pemeliharaan dan pemeriksaan
dan perbaikan dengan mudah dan leluasa.
(4)
Ruangan
tempat instalasi kompresor harus terang, luas dan berventilasi baik.
(5)
Temperatur
ruangan instalasi kompresor harus lebih rendah dari 40oC.
(6)
Instalasi
kompresor harus di tempat yang terlindung, seperti ruangan atau dalam gedung.
b) Kondisi Pengisapan
Pengisapan
udara dari atmosfir atau udara lingkungan perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
(1)
Temperatur
udara yang diisap harus dijaga serendah mungkin dan tidak boleh lebih panas
dari 40oC
(2)
Kandungan
debu dan partikel kotoran disekitar tempat/ saluran isap harus dijaga sekecil
mungkin
(3)
Udara
yang diisap harus sekering mungkin
Pedoman tentang langkah-langkah
yang penting dan perlu diperhatikan sehubungan penempatan instalasi kompresor
diuraikan dalam Tabel 6.
c) Pondasi dan Pemasangan
Pondasi
digunakan untuk menjaga agar kerja kompresor optimal dan membuat umur pemakaian
kompresor panjang. Pondasi yang baik mampu meredam getaran, membuat perawatan
dan perbaikan mudah. Pedoman pembuatan pondasi dan pemasangan instalasi
diuraikan dalam Tabel 7.
d) Pemipaan
Kompresor
besar atau kompresor permanen memerlukan pemipaan untuk menyalurkan udara
bertekanan kepada peralatan pemakai. Pemipaan memerlukan kerja yang cermat dan
teliti, karena pemasangan yang tidak benar dapat menimbulkan retakan dan
kerusakan yang lain. Pipa yang diperlukan dalam instalasi antara lain : pipa
keluar, pipa pembebas beban dan pipa pendinginan. Penanganan masing-masing pipa
adalah sebagai berikut:
(1)
Pipa
Keluar
Hal-hal
yang perlu diperhatikan pada penanganan pipa keluar adalah :
(a)
Bahan
pipa yang berminyak, karatan, berlapis ter arang batu atau cat tidak boleh
dipakai
(b)
Untuk
menyambung pipa keluar harus dipergunakan sambungan flens las
(c)
Jika
pipa keluar, mulai dari kompresor s.d. tangki udara atau pendingin akhir,
beresonansi dengan pulsasi udara keluar maka akan timbul berbagai akibat yang
negatip antara lain bunyi yang keras dan getaran pada pemipaan yang akan
memperpendek umur kompresor serta menurunkan performansi dan effisiensi. Frekuensi
pribadi kolom udara di dalam pipa keluar dapat ditaksir dengan rumus berikut
ini :
Dimana,
f : frekuensi
pribadi kolom udara (1/s)
L : panjang
ekivalen pipa = Lp + Lv (m)
Lv : panjang
pipa yang dikonversikan (m)
= volume ruang keluar
kompresor/ luas penampang = V/A
m : 1,2,3,…
a : kec. suara dalam udara/gas (m/s)
Frekuensi pribadi f ini
tidak boleh sama dengan frekuensi denyutan tekanan yang ditimbulkan rotor
kompresor maupun dengan frekuensi pribadi dari struktur pipa keluar, agar tidak
terjadi resonansi.
(d)
Temperatur
udara keluar pada umumnya berkisar antara 140 s,d, 180oC, sehingga
pipa keluar harus mampu menampung pemuaian yang terjadi. Jika pipa sangat
panjang, diperlukan dua atau satu belokan luwes untuk membuat pipa lebih
elastis.
(e)
Sebuah
pendingin akhir harus dipasang sedekat mungkin dengan kompresor untuk
mengurangi pemuaian thermal pada pipa dan memperkecil kandungan air di dalam
udara bertekanan.
(f)
Pipa
harus ditumpu untuk mencegah getaran
(g)
Pada
pipa keluar tidak boleh dipasang katup penutup. Jika penggunaan katup penutup
tidak bisa dihindari maka diantara kompresor dan katup penutup harus dipasang
katup pengaman dengan kapasitas yang cukup.
Langkah-langkah
pengamanan tersebut di atas diuraikan lebih lanjut secara ringkas pada Tabel 8.
(2)
Pipa
Pembebas Beban
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pemasangan pipa pembatas beban antara lain adalah
:
(a)
Pipa
pembatas beban dipasang antara katup pengatur tekanan dan tangki udara.
(b)
Bagian
dalam pipa pembebas beban harus bersih sempurna dari kotoran dan minyak serta
cat.
(c)
Sebelum
katup pengatur tekanan dipasang harus dilakukan peniupan selama beberapa jam
untuk menghilangkan karat, geram dan kotoran lain dari pipa keluar, tangki
udara dan pipa pembebas beban.
(d)
Ukuran
pipa pembebas beban harus sesuai dengan yang ditentukan oleh pabrik. Jika
panjang pipa lebih dari 10 m atau sistem tidak dapat bekerja dengan baik maka
harus diambil ukuran yang lebih besar.
(e)
Pada
pipa pembebas beban tidak boleh dipasang katup penutup.
Petunjuk-petunjuk umum
untuk pipa pembebas beban diberikan dalam Tabel 9.
(3)
Pipa
Air Pendingin dan lainnya
Pedoman
umum untuk perencanaan dan pemasangan pipa air pendingin & pipa lainnya
diberikan dalam Tabel 10.
e) Kabel Listrik
Pemasangan
kabel listrik harus memperhatikan bahan kabel yang memenuhi standar dan
beberapa hal sebagai berikut :
(1)
Ukuran
dan kapasitas kabel, sekring dan tombol-tombol harus ditentukan dengan sangat
hati-hati.
(2)
Kabel
tidak boleh terlalu pandang dan atau terlalu kecil karena akan menurunkan
tegangan dan akan menimbulkan kesulitan dan kerusakan start dimana motor dapat
terbakar. Tegangan listrik pada terminal motor tidak boleh kurang dari 90%
harga normal.
f)
Pengujian
Setelah
kompresor selesai dipasang, harus dilakukan uji coba. Sebelum pengujian
dilaksanakan, perlu diadakan pemeriksaan lebih dahulu.
(1). Pemeriksaan sebelum uji coba
Hal-hal
yang periu diperiksa sebelum dilakukan ujicoba antara lain adalah :
(a) Kondisi instalasi
(b) Kondisi kabel-kabel listrik
(c) Kondisi pemipaan
Selain
dari pada itu, kompresor harus terlebih dahulu diisi dengan minyak pelumas
sebelum dijalankan. Pada kompresor kecil, minyak pelumas biasanya dikeluarkan
sebelum kompresor dikirim dari pabrik.
(2) Uji
coba
Cara melakukan uji coba biasanya diberikan
oleh pabrik di dalam buku petunjuk. Namun umumnya pekerjaan tersebut mencakup
hal-hal berikut.
(a) Pemeriksaan arah putaran
kompresor
Untuk ini
hidupkan kompresor selama beberapa detik untuk meyakinkan bahwa kompresor
berputar dalam arah sesuai dengan arah panah yang ada. Kompresor kecil
mempunyai puli yang sekaligus berfungsi sebagai kipas angin untuk mendinginkan
kompresor. Jika kompresor berputar dalam arah yang salah, pendinginan tidak
akan sempurna dan kompresor menjadi panas serta dapat mengalami gangguan.
(b)
Operasi tanpa beban .
Operasi
ini dilakukan dalam masa running-in untuk dapat mendeteksi kelainan di dalam
sedini mungkin. Operasi tanpa beban harus dilakukan selama jangka waktu yang
telah ditentukan, di mana getaran, bunyi, dan temperatur di setiap bantalan
diamati.
(c) Operasi dengan beban sebagian
Setelah
operasi tanpa beban menunjukkan hasil yang memuaskan, tekanan dinaikkan sampai
suatu harga yang ditentukan, secara berangsur-angsur, dengan mentrotel katup
penutup utama di sisi keluar. Temperatur pada setiap bantalan dan getaran serta
bunyi diamati terus. Demikian pula arus listrik yang masuk serta tegangannya,
dll., harus dicatat selama operasi beban sebagian ini untuk dapat menemukan
kondisi-kondisi yang tidak normal.
(d) Pengujian peralatan pelindung
Pada akhir
operasi beban sebagian, kerja katup pengaman dan katup pembebas beban harus
diuji. Di sini batas-batas tekanan
yang ditentukan harus dapat dicapai sesuai dengan buku petunjuk dari pabrik.
(e) Operasi
stasioner
Operasi
stasioner dilakukan dengan menjaga tekanan keluar pada kompresor konstan menurut
spesifikasi dari pabrik. Selama itu temperatur di setiap bagian, getaran, bunyi
tak normal, kebocoran pada pipa-pipa, dan bagian yang kendor diarnati dengan
cermat.
(f) Penghentian operasi
Urutan
langkah-langkah penghentian kornpresor adalah sarna pentingnya dengan langkah-langkah
start dipandang dari segi umur mesin. Adapun urutan penghentian kompresor
adalah sbb. :
§
Turunkan
beban kompresor sampai menjadi nol dan tutup katup air pendingin.
§
Biarkan
kompresor berjalan selama beberapa menit dalam keadaan tsb. pada 1) untuk
membersihkan silinder-silinder dari uap air yang mengembun.
§
Kemudian
matikan motor, buka katup penguras dan katup laluan udara (ven), dan keiuarkan
air pendingin.
§
Bila
temperatur air pendingin di sisi keluar telah turun, aliran air pendingin
melalui pendingin akhir dihentikan dan air dikeluarkan seluruhnya dari pendingin
ini.
§
Buang
air embun dari pemisah di pendingin akhir.
§
Udara
tekan di dalam pipa keluar harus dibuang. Hal ini perlu untuk mencegah
kembalinya air embun di pipa keluar ke dalam silinder.
c. Rangkuman 1
1).
Kompresor
merupakan pesawat/ mesin yang berfungsi untuk memampatkan atau menaikkan
tekanan udara atau fluida gas atau memindahkan fluida gas dari suatu tekanan
statis rendah ke suatu keadaan tekanan statis yang lebih tinggi.
2).
Kompresor
utamanya terbagi dalam dua jenis yaitu Jenis Perpindahan dan Jenis Turbo
(aliran).
3).
Kompresor
jenis perpindahan terbagi dua jenis yaitu jenis bolak-balik dan jenis rotary
4).
Kompresor
jenis turbo (aliran) terbagi dua jenis yaitu jenis sentrifugal dan jenis aksial
5).
Penentuan
spesifikasi kompresor tergantung dari maksud penggunaan kompresor, tekanan
isap, tekanan keluar, jenis dan sifat gas yang ditangani, temperatur dan kelembaban
gas, kapasitas aliran gas yang diperlukan, peralatan untuk mengatur kapasitas
(jenis, otomatik atau manual, bertingkat banyak), cara pendinginan (dengan
udara atau air), muka, temperatur dan tekanan air pendingin, bila digunakan
pendingin air, Sumber tenaga (frekuensi, tegangan dan kapasitas daya), Kondisi
lingkungan tempat instalasi, Jenis penggerak/ sumber tenaga kompresor (motor
listrik atau motor bakar), Putaran penggerak mula, Jenis kompresor (pelumas
minyak atau bebas minyak, kompresor torak atau putar, jumlah tingkat
kompresinya, permanen atau portable, dll.), Jumlah kompresor
6).
Instalasi
Kompresor udara harus memperhatikan faktor pemilihan tempat, kondisi
pengisapan, pondasi dan pemasangan, pemipaan dan pengkabelan sumber listrik.
7).
Setelah
kompresor udara terinstalasi harus dilakukan ujicoba yang meliputi pemeriksaan
arah putaran kompresor, operasi tanpa beban,operasi dengan beban sebagian,
pengujian peralatan pengaman/ pelindung, operasi stationer dan penghentian
operasi
d. Tugas 1.
1).
Lakukan
observasi tentang kompresor udara yang digunakan pada industri otomotif
(manufactur atau asemmbly), dan buatlah laporan hasil observasi anda!
e. Tes Formatif 1
1).
Sebut
dan jelaskan jenis-jenis kompresor udara!
2).
Jelaskan
prinsip kerja kompresor udara jenis piston kerja tunggal!
3).
Jelaskan
faktor-faktor yang harus diperhatikan pada saat pembelian kompresor!
4).
Jelaskan
faktor-faktor yang harus diperhatikan pada saat menginstalasi kompresor udara!
5).
Jelaskan
pengujian yang dilakukan setelah proses instalasi kompresor udara selesai untuk
pertama kalinya!
f. Kunci Jawaban Formatif 1
1).
Jenis-jenis
kompresor udara terdiri dua kelompok utama yaitu :
a)
kompresor
perpindahan
Yaitu kompresor yang
bekerja menaikkan tekanan udara dengan memperkecil/ memampatkan volume udara ke
dalam ruang silinder atau stator oleh torak atau sudu. Kompresor perpindahan
dikelompokkan lagi menjadi dua jenis yaitu kompresor torak bolak-balik (reciprocating piston compressor) dan
kompresor torak putar (rotary piston
compressor). Kompresor torak bolak balik ada dua jenis yaitu kompresor
piston dan kompresor diafragma, sedangkan kompresor torak putar terdiri tiga
jenis yaitu kompresor sudu (vane), kompresor skrup (screw) dan kompresor sayap
(roots).
b)
kompresor
aliran/ turbo
Yaitu kompresor yang
bekerja manaikkan tekanan udara dengan gaya
sentrifugal yang ditimbulkan oleh impeller atau dengan gaya angkat yang ditimbulkan oleh sudu.
Kompresor aliran terbagi menjadi dua jenis yaitu aliran aksial dan aliran
radial.
2).
Prinsip
kerja kompresor udara jenis piston kerja tunggal (satu tingkat) yaitu terdiri
dari langkah isap, langkah kompresi/ tekan dan langkah pengeluaran. Langkah
isap adalah bila poros engkol berputar searah putaran jarum jam, torak bergerak
dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB). Tekanan negatif terjadi
pada ruangan di dalam silinder yang ditinggalkan torak sehingga katup isap
terbuka oleh perbedaaan tekanan dan udara terisap masuk ke silinder. Langkah
kompresi terjadi saat torak bergerak dari TMB ke TMA, katup isap dan katup
buang tertutup sehingga udara dimampatkan dalam silinder. Langkah keluar adalah
saat torak meneruskan gerakannya ke TMA, tekanan di dalam silinder akan naik
sehingga katup keluar akan terbuka oleh tekanan udara sehingga udara akan
keluar.
3).
Kriteria
pemilihan kompresor saat pembelian adalah disesuaikan dengan maksud penggunaan
kompresor dengan faktor-faktor antara lain adalah debit kompresor (volume gas
yang dihasilkan), tekanan keluar kompresor (tekanan kerja), jenis/ tipe
kompresor, tenaga penggerak kompresor, alat-alat pengaturan/ pengamanan, sistem
pendinginan dan volume tangki penampung udara bertekanan. Faktor fluida gas yang
meliputi kondisi, sifat, kelembaban, temperatur dan jenis gas yang ditangani
juga perlu diperhatikan. Demikian juga faktor biaya investasi (harga), biaya
operasi dan biaya perawatan/ pemeliharaan patut juga dipertimbangkan.
4).
Hal-hal
yang perlu diperhatikan pada saat instalasi kompresor antara lain adalah :
pemilihan tempat instalasi kompresor, kondisi lingkungan pengisapan, pondasi
dan pemasangan, pemipaan dan instalasi listrik. Pemilihan tempat harus
memperhatikan faktor pengguna, keamanan, pemeliharaan dan ventilasi. Lingkungan
pengisapan harus bersuhu kurang dari 40oC, bersih dari debu dan
kotoran dan udaranya sekering mungkin. Pondasi dan pemasangan kompresor
menjamin kompresor bekerja dengan baik dan aman dari kerusakan. Pemipaan
memerlukan ketelitian dan kecermatan karena akan menjamin penyaluran tekanan
kerja sampai pada pemakai. Instalasi listrik sangat penting diperhatikan
terutama pada kompresor dengan penggerak utama motor listrik. Ukuran dan
kapasitas kabel, saklar dan sekring akan sangat berpengaruh pada kinerja dan
keamanan. (uraian yang detail adalah seperti dalam Tabel 7 s.d. Tabel 10).
5).
Pengujian
yang dilakukan setelah proses instalasi kompresor udara selesai untuk pertama
kalinya antara lain adalah : memastikan kondisi instalasi kompresor tepat dan
aman, instalasi listrik tepat dan aman dan pemipaan tepat dan aman, baru
kemudian melakukan pengujian kerja kompresor yang meliputi arah putaran
kompresor, operasi tanpa beban, operasi dengan beban sebagian, pengujian
peralatan pengatur/ pengaman/ pelindung, operasi stationer dan penghentian
operasi.
f.
Lembar
Kerja 1
1) Alat dan Bahan
a).
1
unit kompresor udara lengkap dengan perlengkapan instalasi
b).
Peralatan
tangan, kunci pas/ring (sesuai kebutuhan)
c).
Alat
ukur yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
d).
Minyak
pelumas (Oli)
e).
Grease/
gemuk
f).
Sealed
tape
g).
Lap
/ majun.
2) Keselamatan Kerja
a).
Gunakanlah
peralatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b).
Ikutilah
instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar
kerja.
c).
Mintalah
ijin dari guru anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada
lembar kerja.
d).
Bila
perlu mintalah buku manual dari mesin yang digunakan.
e).
Jangan
memukul poros, ulir atau bagian lainnya dengan palu besi secara langsung
3) Langkah Kerja
a).
Persiapkan
alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin.
b).
Perhatikan
instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/instruktur.
c).
Pelajari cara kerja kompresor dengan teliti dan
cermat!
d).
Lakukan
instalasi unit kompresor dengan langkah yang tepat dan sistematik! (perhatikan
buku manual)
e).
Lakukan
pemeriksaan dengan pengamatan dan pengukuran pada komponen-komponen kompresor yang sudah dinstalasi dari kemungkinan
malfungsi!
f).
Buatlah
catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas!
g).
Diskusikan
mengenai kondisi kompresor dan instalasi, kemungkinan penyebab kerusakan,
kemungkinan perbaikan serta kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan
dibiarkan!
h).
Lakukan
pembongkaran kembali terhadap bagian-bagian kompresor udara dan instalasinya yang
tadi anda rangkai secara efektif dan efisien!
i).
Diskusikan
inovasi usaha apa yang bisa dikembangkan setelah anda mengetahui tentang sistem
kerja kompresor dan sistem instalasi kompresor!
j).
Setelah
selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti
keadaan semula serta bersihkan tempat kerja!
4) Tugas
a).
Buatlah
laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b).
Buatlah
rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada
kegiatan belajar 1.
2.
Kegiatan
Belajar 2 : Pemeliharaan, Identifikasi
Kerusakan dan Perbaikan Kompresor Udara dan Komponen-komponennya
a.
Tujuan Kegiatan
Belajar 2
1).
Siswa
dapat melakukan pemeliharaan kompresor udara dan komponen-komponennya dengan prosedur
yang benar.
2).
Siswa
dapat melakukan identifikasi kerusakan kompresor udara dan komponen-komponennya
dengan prosedur yang benar.
3).
Siswa
dapat melakukan perbaikan kompresor udara dan komponen-komponennya dengan
prosedur yang benar.
b.
Uraian
Materi 2
1) Pemeriksaan pada Operasi Harian
Operasional
kompresor tiap harinya menuntut adanya pelayanan dan perawatan yang antara lain
:
a).
Sediakan
buku catatan operasi yang harus diisi setiap hari dengan data-data : temperatur
disetiap bagian yang penting, tekanan kerja, konsumsi minyak pelumas,
kebocoran-kebocoran (udara, minyak dan air), fluktuasi tekanan hidrolik,
perubahan bunyi dan getaran serta hal-hal lain yang dirasa penting.
b).
Katup
pengaman harus dioperasikan manual sekali tiap hari.
c).
Zat
cair di dalam tangki udara dan pemisah harus dikuras dua kali tiap hari.
d).
Pastikan
bahwa meter-meter bekerja dengan baik (jarum manometer dapat bergerak dengan
harus dan dapat menunjuk skala nol saat tekanan kosong.
e).
Pastikan
bahwa katup pengatur tekanan dan tombol tekanan akan bekerja pada daerah
tekanan yang sesuai. Lakukan penyetelan jika tidak sesuai.
Untuk lebih mudah dicermati, ikhtisar
pemeriksaan harian dapat dicermati pada tabel berikut :
Tabel 11. Ikhtisar
Pemeriksaan Harian
2) Pemeriksaan Rutin/ Berkala
Kompresor
mempunyai berbagai bagian yang mendapat beban tumbukan dan yang saling meluncur
dengan tekanan permukaan yang besar. Selain itu getaran mekanis serta denyutan
tekan merupakan hal yang tak dapat dihindari. Karena itu jika diingini umur
yang panjang dan performansi yang tetap baik, kompresor harus dioperasikan
dengan benar serta dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan dengan cermat serta
diperiksa secara periodik.
Prosedur
pemeriksaan rutin diberikan dalam Tabel 12. Jangka waktu pemeriksaan rutin
bervariasi tergantung pada masing-masing produk. Jadi tabel tersebut hanya
dapat dipergunakan sebagai pedoman umum. Pedoman yang lebih terperinci harus
diambil dari buku petunjuk dari pabrik kompresor yang bersangkutan.
Tabel 12. Ikhtisar
Pemeriksaan Rutin
3) Penanganan Kompresor Tidak Aktif
Jika
kompresor tidak dipakai untuk jangka waktu lama (tidak aktif), kompresor akan
berkarat, berdebu, mutu minyaknya menurun, terjadi pengembunan uap air,
pembekuan, korosi karena kandungan gas yang korosif, dsb. Jika nanti akan
digunakan lagi, kompresor dapat mengalami gangguan seandainya tidak dipelihara
dengan baik pada waktu tidak dipakai. Apabila kompresor tidak dipergunakan
selama lebih dari sebulan, perlu dilakukan hal-hal berikut.
a) Jika keadaan lingkungan banyak
berdebu, kompresor harus ditutup dengan lembar plastik pada tempat pernafasan
kotak engkol, perapat poros, tutup katup, pompa minyak, instrumentasi, dsb.
b) Jika mungkin, instrumen-instrumen
dibuka dan disimpan.
c) Katup-katup harus tertutup sepenuhnya
untuk mencegah pipa-pipa kemasukan debu, atau air hujan.
d) Minyak pencegah karat atau gemuk
harus dilapiskan pada bagian dalam kompresor. Kompresor harus diputar dengan
tangan sekali sebulan untuk mencegah pengkaratan dan untuk meratakan minyak
pelumas. Jika kompresor masih terhubung dengan sumber tenaga listrik, maka
dapat dijalankan selama 10 menit tiap hari tanpa beban.
e) Jika kompresor masih terhubung dengan
sumber listrik dan tidak akan dipergunakan dalam jangka waktu sangat lama,
sebaiknya semua tombol dikunci supaya aman.
4) Pemeriksaan Besar (Overhaul)
Pada waktu overhaul (pembongkaran dan
perakitan kembali) perIu diperhatikan hal-hat berikut.
a) Sebelum pembongkaran atau perbaikan
dilakukan, listrik harus dimatikan dari tombolnya, dan udara yang masih tersisa
di dalam tangki udara dibuang habis.
b) Bagian-bagian yang dibongkar harus
diletakkan di kotak atau di atas kertas secara berurutan untuk memudahkan pada
waktu pemasangan kembali. Dengan
cara ini tidak akan ada suku
cadang yang terIewat atau tertukar urutan pemasangannya.
c) Paking atau cincin yang rusak harus
diganti baru. Paking yang telah dipakai tidak boleh dipasang lagi.
d) Jika pencucian dilakukan dengan
minyak yang mudah menguap, bagian-bagian harus dikeringkan benar-benar sebelum
dipasang. Untuk membersihkan endapan karbon yang berasal dari minyak pelumas
sebaiknya dipakai zat pembersih karbon.
e) Torak, katup, silinder, dan
bagian-bagian lain yang saling meluncur harus diperIakukan secara hati-hati
tanpa melukainya.
f)
Pada
waktu memasang kembali, lumurkan terIebih dahulu minyak pelumas yang sesuai
pada permukaan-permukaan yang meluncur.
Kegiatan dua ini menguraikan
secara ringkas prosedur overhaul yang meliputi pembongkaran, pemeriksaan dan
pemasangan kembali kompresor udara jenis kompresor torak.
a) Prosedur Pembongkaran :
(1)
Pembongkaran
Peralatan Pembantu
(a)
Lepas
tutup sabuk.
(b)
Lepas
sabuk-V.
(c)
Untuk
kompresor yang diperlengkapi dengan pembeban beban otomatik, lepas pipa
pembebas beban antara kompresor dan katup pilot pembebas beban.
Gambar 22. Melepas pipa pembebas
beban
(d)
Peralatan
pembantu yang lain (bila perIu).
(2)
Pembongkaran
Badan Kompresor
Badan
kompresor dapat dibongkar lebih mudah jika terpasang di atas tangki udara.
Prosedur pembongkarannya adalah sebagai berikut :
(a)
Lepaskan
pipa/ baut pembuangan minyak peiumas dan keluarkan/ kuras minyak pelumasnya.
Gambar 23. Menguras minyak
pelumas
(b)
Lepaskan
peredam bunyi, pipa pembebas beban, dan pipa pernafasan ruang engkol.
(c)
Lepaskan
pipa keluar. Jika mur pipa ke1uar sukar dibuka karena macet, biasanya mudah
dilepas setelah diketok dengan palu.
Gambar 24.
Melepas mur pipa keluar
Gambar 25.
Melepas pipa keluar
(d)
Melepaskan
kepala silinder. Hal berikut ini dianjurkan pada waktu membuka kepala silinder
ú
Dalam
hal kompresor menggunakan pembebas beban otomatik, bus pembebas beban harus dikendorkan
lebih dahulu untuk memudahkan pembongkaran.
ú
Jika
kepala silinder tidak dapat dibuka (karena macet) sekalipun baut-baut telah
dilepas, ketoklah sekeliling kepala silinder dengan palu, tusukkan obeng pada
celah yang terbuka ke arah lubang baut (arah diagonal). Maka kepala silinder
akan mudah dibuka. Jika obeng ditusukkan dari arah yang salah, permukaan dudukan akan rusak dan udara akan
bocor.
Gambar 26. Melepas kepala
silinder
(e)
Membongkar
kepala silinder
Gambar 27. Membongkar kepala
silinder
(f)
Membongkar
katup udara. Karena baut dan sekrup-sekrup kecil dari plat katup dan penahan
katup dari katup kepak semuanya dikunci, maka jika sudah dibuka hampir tak
dapat dipakai lagi. Katup kepak hanya boleh dibersihkan dengan tiupan udara.
Seperti tertera dalam ikhtisar pemeriksaan rutin (Tabel 6.2), katup harus
diperiksa secara periodik kalau-kalau ada kelainan. Jika ada bagian yang rusak
harus diganti. Pada waktu memasang kembali, harus digunakan paking kepala
silinder dan paking katup yang baru.
Gambar 28. Melepas pipa
pembebas beban
(g)
Buka
puli kompresor dan keluarkan pasak dengan menariknya. Pasak dapat terluka pada
waktu dikeluarkan. Bagian yang tergores atau terluka harus dihaluskan kembali
untuk memudahkan pemasangan.
Gambar 29.
Melepas pasak
(h)
Buka
silinder
(i)
Buka
torak. Buka cincin pengunci pen torak dengan tang snap-ring, dan keluarkan pen
torak.
Gambar 30. Melepas torak/
piston
(j)
Keluarkan
poros engkol, batang penggerak, bantalan bola dan rumah bantalan secara
bersama-sama. Dalam hal ini perlu diperhatikan petunjuk berikut :
·
Untuk
mencegah lepasnya rumah bantalan dari kotak engkoI, buka baut rumah bantalan,
dan sebagai gantinya pasangkan dua buah baut dari kepala silinder pada posisi
diagonal.
·
Untuk
mengeluarkan poros engkol, batang penggerak, bantalan bola, dan rumah bantalan
dari kotak engkol secara bersama-sama, tarik bagian pengimbang pada poros
engkol lebih dahulu, kemudian tarik batang penggerak keluar.
Gambar 31.
Melepas unit poros engkol dan batang penggerak
(k)
Tarik
keluar rumah bantalan. Rumah bantalan dapat dikeluarkan dengan mudah jika
bantalan dengan rumahnya di sebelah bawah dijatuhkan dari ketinggian kurang
lebih 10 cm ke lantai. Dalam hal ini perlu dijaga agar perapat minyak tidak
rusaK (terutama bibirnya) pada waktu menarik keluar rumah bantalan.
Gambar 32. Melepas rumah
bantalan
(l)
Tarik
keluar bantalan bola dari poros engkol dengan penarik (tracker). Untuk
mengeluar-kan bantalan dari sisi sabuk-V, sekrupkan baut-baut dan kemudian
tarik bantalan keluar dengan puli untuk mencegah rusaknya ulir poros engkol
Gambar 33.
Melepas bantalan
(m) Buka cincin pegas dan cincin pen
engkol lalu tarik keluar poros engkol. Dalam hal ini harus dijaga agar metal
pen torak tidak sampai rusak pada waktu mengeluarkan batang penggerak.
Gambar 34. Melepas batang torak
(n)
Tarik
keluar perapat minyak dari rumah bantalan. Langkah ini tidak perlu jika perapat
minyak masih baik. Untuk mengeluarkan perapat minyak yang perlu diganti,
perapat harus dipukul dengan perantaraan batang perata (dengan diameter sedikit
lebih kecil) agar pemukulan dapat merata.
Gambar 35. Melepas perapat
minyak
(o)
Keluarkan
metal-metal bantalan (pada pen engkol dan pen torak) dari batang penggerak.
Pekerjaan ini tidak diperlukan jika metal masih baik, tidak aus atau tergores.
Metal harus dikeluarkan dengan perantaraan batang perata yang diameternya
sedikit lebih kecil dari diameter luar metal. Adapun metal pen engkol baru
dapat dikeluarkan setelah sekrup penetap dibuka. Untuk mengeluarkan pen ini
batang penggerak harus diletakkan di atas landasan dari sepotong kayu
Gambar 36. Melepas metal dari
batang torak
b) Pemeriksaan Komponen
Setelah pembongkaran,
bagian-bagian kompresor seperti katup udara, silinder, cincin torak dan poros
engkol harus diperiksa secara cermat dengan pengamatan visual dan pengukuran.
c) Perakitan Kompresor Torak
(1)
Perakitan
Badan Kompresor
(a)
Pasang
metal-metal pada batang penggerak. Untuk ini gunakan batang perata atau papan
kayu di atas metal, kemudian pukullah tegak lurus. Pada waktu memasang metal,
lubang minyak pada metal harus berimpit dengan lubang minyak pada batang
penggerak. Jika kompresor memakai pen engkol, lubang sekrup penetap juga harus
saling berimpit.
Gambar 37. Memasang metal
(b)
Setelah
metal pen bantalan dipasang, kencangkan sekrup penetap.
(c)
Pasang
perapat minyak pada rumah bantalan. Sebelum perapat dipasang, permukaan luarnya
harus diulasi dengan cat perekat. Cara memasang perapat ialah dengan
memukulnya dengan paIn. Agar perapat tidak rusak pada waktu dipukul harus
diberi perantara batang perata atau papan kayu.
Gambar 38. Memasang Perapat
minyak
(d)
Pasang
poros engkol
·
Pasang
batang penggerak pada poros engkol. Batang harus dipasang tanpa menggunakan
paksaan dengan jalan melumasi lebih dahulu. Jika kompresor mempunyai dua atau
tiga buah sHinder, urutan pemasangan batang penggerak dan tuas pemercik minyak,
serta arah pemercik minyak dan letak lubang minyak harus dijaga jangan sampai
salah.
Gambar 39. Memasang batang
penggerak
·
Pasang
cincin pen engkol dan cincin pegas untuk menetapkan batang peng gerak pada poros engkol.
Gambar 40.
Memasang cincin pena engkol dan cincin penahan
·
Pasang
bantalan bola pada poros engkol. Bantalan bola dipasang setelah dipanaskan di
dalam minyak pada temperatur 150° sampai 200°C. Jika pemanasan tidak
diperkenankan, bantalan bola harus dipasang dengan memukulnya dengan
perantaraan batang perata. Gunakan pipa baja dan kenakan pada cincin dalam
bantalan, maka bantalan dapat dipukul secara merata dengan palu. Jika bantalan
dipanaskan dengan minyak rnaka rninyak pemanas harus dibersihkan dari bantalan
lalu diganti dengan pelumas baru.
Gambar 41. Memasang bantalan
bola
·
Pasang
perangkat poros engkol, batang penggerak, dan bantalan bola pada kotak engkol.
Juga lumuri keliling luar bantalan bola dengan minyak pelumas sebelum dipasang.
Ujung kecil dari batang penggerak harus dimasukkan lebih dahulu ke dalam kotak
engkol.
Gambar 42. Memasang poros
engkol dan batang torak
·
Pasang
paking rumah bantalan. Gunakan baut panjang untuk kepala silinder sebagai
pemandu. Mula-mula rumah bantalan diketok dengan palu, kemudian baut bantalan
dikencangkan sediKit demi sedikit secara bergantian untuk memasang rumah
bantalan pada kotak engkol. Juga gaya
pengencangan engkol harus diatur setepat mungkin dengan mengatur tebal paking rumah
bantalan sampai dapat mulai berputar sendiri oleh berat pengimbang.
Gambar 43. Memasang rumah
bantalan
(e)
Pasang
torak pada batang penggerak. Ulaskan minyak pelumas pada permukaan yang
meluncur. Tandai letak beiahan cincin torak pertama pada puncak torak. Belahan
cincin-cincin torak berikutnya harus saling membentuk sudut 120" antara
yang satu dengan yang lain setelah terpasang.
Gambar 44.
Memasang ring torak
Gambar 45.
Memasang torak
(f)
Pasang
silinder. Puncak silinder harus diatur dengan mengatur tebal paking silinder
sedemikian rupa hingga puncak silinder terletak 0 sampai 0,5 mm lebih tinggi
dari pada puncak torak pada titik mati atasnya. Permukaan puncak torak tidak
boleh lebih dari pada puncak silinder. Bila mengganti silinder katup kepak,
sisi pembatas katup isap harus diperiksa apakah sudah dihaluskan sehingga tidak
bergerigi. Jika belum harus dikikir atau diampelas. Silinder ini juga harus
dipasang dengan cermat sebab arahnya tertentu.
(g)
Masukkan
pasak puli ke tempatnya di poros dan pasang puli kompresor. Setelah puli
terpasang pada poros engkol, kencangkan baut-baut puli.
Gambar 46. Memasang puli
kompresor
(h)
Pasang
perangkat katup. Jangan buka bungkus katup kepak yang baru, sampai saat
pemasangan tiba. Jjka bungkus rusak dan katup terbuka di udara untuk beberapa
lama, debu dapat menempel dan menyebabkan kebocoran setelah dipasang.
Gambar 47. Memasang perangkat
katup udara
(i)
Pasang
katup udara pada kepala silinder
·
Luruskan
dan pasang pen penetap posisi katup pada lubang pemandu di dasar kepala
silinder.
·
Ganti
paking katup udara dan paking kepala silinder dengan yang baru.
·
Atur
dengan benar letak kepala sekrup kecil penetap dari plat katup isap atau baut
penetap katup isap dan penjaga katup isap di alur ruang sisa (clearance) di
puncak silinder. Kemudian secara bersama-sama katup kepak, kepala silinder, dan
paking dikencangkan dengan baut kepala silinder.
·
Dalam
hal kompresor dengan pembebas beban otomatis, pasang pembebas beban pada kepala
silinder. Pada waktu cincin-O dipasang pada torak pembebas beban, cincin ini
akan terpuntir. Jika demikian, harus dibetulkan setelah terpasang. Juga ulasi
cincin-O dengan zat pelumas yang disebut molybdenum bisulfida. Pada bus-V,
gunakan paking cair jenis tak mengering.
Gambar 48. Memasang pembebas
beban
(j)
Pasang
pipa keluar. Kendorkan sedikit baut kepala silinder dan untuk sementara
kencangkan mur pipa keluar. Kemudian kencangkan baut kepala silinder dan
selanjutnya kencangkan juga mur pipa keluar
Gambar 49. Memasang pipa keluar
(2)
Pemasangan
Peralatan Pembantu
(a)
Untuk
kompresor kecil dengan pembebas beban, pasang pipa pembebas beban.
Gambar 50. Memasang pipa
pembebas beban
(b)
Pasang
sabuk- V. Sebelum sabuk- V dipasang, Luruskan puli kompresor terhadap puli
motor
Gambar 51. Memasang sabuk V
·
Atur
letak motor sesuai dengan panjang sabuk-V. Motor ditetapkan pada jarak sedikit
lebih besar dari jangkauan sabuk, baru kemudian sabuk dipasang. Setelah
terpasang, tekan sabuk pada titik tengah antara puli motor dan kompresor ke
arah dalam dengan jari. Jika puli melentur 10 mm, tegangan sabuk tepat.
·
Atur
letak motor hingga kedua muka luar puli motor dan kompresor menjadi lurus
(sebidang). Poros motor dan kompresor yang tidak sejajar akan menyebabkan
getaran pada sabuk.
Gambar 52. Meluruskan kedudukan
puli
·
Periksa
tegangan sabuk dan tetapkan motor.
·
Pasang
tutup atau pelindung sabuk. Setelah pemasangan selesai, lakukan uji coba
seperti diuraikan terdahulu.
5) Gangguan/ Kerusakan dan Perbaikan
Kompresor tidak akan
banyak mengalami gangguan jika pemeriksaan harian dan pemeriksaan rutin
dilaksanakan dengan baik. Gangguan dapat terjadi karena perubahan kondisi
kerja, pemeliharaan yang salah dan memang karena umur pemakaian. Secara umum untuk
menghadapi gangguan dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Jika gangguan terjadi, gejalanya
harus ditentukan dengan tepat dengan menggunakan keterangan yang lengkap dari
pemakai. Dari keterangan tersebut, yang di antaranya menyebutkan saat dan kondisi
gangguan, dapat ditentukan sebab-sebabnya.
b) Jika kompresor masih mungkin
dijalankan, maka dapat dioperasikan untuk diamati gejala-gejala gangguannya
dalam keadaan bekerja.
c) Seluruh sistem hendaknya diperiksa
secara cermat sebelum membuat kesimpulan.
d) Penanganan gangguan hendaknya
didasarkan atas analisa dan dilaksanakan secara sistematis.
Gangguan yang sering dan umum terjadi
dan kemungkinan-kemungkinan penyebabnya, antara lain :
a) Pembebanan
lebih dan pemanasan lebih pada motor
Kemungkinan penyebabnya antara lain
adalah daya motor kurang, instalasi listrik motor salah (putaran terbalik),
terjadi hubung singkat, salah satu kabel pada jalur 3-phase putus, slip pada
sabuk-V, efek roda gaya tidak cukup, viskositas minyak pelumas terlalu tinggi/
rendah, pengisian lebih (supercharging)
karena pulsasi tekanan dan penyumbatan saringan dan pipa.
b) Udara
keluar terlalu panas
Kemungkinan penyebabnya antara lain
adalah kondisi lingkungan dalam ruang kompresor jelek, karbonisasi minyak
pelumas, katup keluar rusak(aliran balik) dan sistem pendingin yang tidak
bekerja dengan baik.
c) Katup pengaman sering terbuka
Hal
tersebut biasa terjadi karena penyetelan yang tidak tepat atau karena memang
pegas katupnya sudah terlalu lemah.
d) Bunyi dan Getaran
Bunyi dan getaran pasti terjadi hanya
saja jika hal itu tidak normal berarti
menandakan adanya kerusakan/ keausan/ ketidak normalan. Bunyi dan getaran
biasanya disebabkan oleh : kelonggaran yang berlebihan karena keausan,
pemasangan dan pelurusan yang tidak tepat, getaran sabuk dan fluktuasi momen
puntir, getaran pipa karena resonansi dan karena mesin penggerak.
e).Korosi
Bagian-bagian yang sering korosi
adalah tangki udara, ruang pengeluaran udara dari kompresor, pendingin antara
dan pembebas beban. Korosi disebabkan oleh : terjadinya kondensasi uap air
akibat kompresi, adanya kandungan bahan korosif dalam udara isap, perembesan
air pendingin terutama air laut, kualitas pelumas yang jelek, terjadinya reaksi
minyak pelumas dan bahan tembaga atau karena perawatan yang tidak baik.
Gejala gangguan serta cara mengatasinya diberikan secara terperinci dalam
Tabel 13.
Gejala gangguan dan cara mengatasi gangguan pada motor listrik 3-phase
sangkar bajing diberikan secara terperinci pada Tabel 14.
c. Rangkuman 2
1).
Kompresor
supaya tetap terjaga performance dan efisiensinya harus selalu periksa setiap
hari atau yang disebut pemeriksaan operasi harian.
2).
Pada
rentang masa pemakaian atau masa kerja tertentu kompresor juga harus dilakukan
pemeriksaan berkala atau rutin dengan pekerjaan yang lebih berat dibanding
operasi harian, untuk mempertahankan performance dan efisiensinya.
3).
Setelah
beberapa kali dilakukan pemeriksaan berkala atau rutin kondisi komponen mungkin
perlu diganti atau dibersihkan dengan pemeriksaan overhaul dan dilakukan
penggantian atau perbaikan apabila diperlukan.
4).
Kompresor
yang tidak aktif atau yang untuk jangka waktu tertentu (lebih dari 1 bulan)
tidak digunakan harus dilakukan tindakan perawatan agar kompresor tetap akan
dapat bekerja dengan baik saat dibutuhkan atau dioperasionalkan kembali.
5).
Gangguan-gangguan
yang sering terjadi pada kompresor adalah pembebanan yang lebih (daya motor
kurang), motor penggerak terlalu panas, udara keluar terlalu panas, katup
pengaman sering membuka, bunyi dan getaran yang besar/kuat, korosi dan
sebagainya.
6).
Pekerjaan
identifikasi kerusakan memerlukan pengetahuan yang cukup tentang kerja
kompresor, konstruksi kompresor, instalasi kompresor, pemipaan, instalasi
listrik dan motor penggerak (baik motor listrik maupun motor bakar).
d. Tugas 2.
1).
Lakukan
observasi ke bengkel khusus/ industri yang menangani pemeliharaan dan atau
perbaikan kompresor berkapasitas menengah besar, dan buatlah laporan hasil observasi
anda!
e. Tes Formatif 2
1).
Jelaskan
apa yang dilakukan pada pemeriksaan operasi harian!
2).
Jelaskan
apa yang dilakukan pada pemeriksaan operasi rutin!
3).
Jelaskan
gangguan apa yang sering ditemukan pada kompresor udara dan kemungkinan
penyebabnya!
4).
Jelaskan
apa yang perlu dilakukan pada kompresor udara yang tidak aktif lebih dari 1
bulan!
5).
Jelaskan
apa yang perlu diperiksa pada motor listrik penggerak kompresor udara!
f. Kunci Jawaban Formatif 2
1).
Operasional
kompresor tiap harinya menuntut adanya pelayanan dan perawatan yang perlu
dilakukan, antara lain :
a).
Sediakan
buku catatan operasi yang harus diisi setiap hari dengan data-data : temperatur
disetiap bagian yang penting, tekanan kerja, konsumsi minyak pelumas,
kebocoran-kebocoran (udara, minyak dan air), fluktuasi tekanan hidrolik,
perubahan bunyi dan getaran serta hal-hal lain yang dirasa penting untuk
dicatat.
b).
Katup
pengaman harus dioperasikan manual sekali tiap hari.
c).
Zat
cair di dalam tangki udara dan pemisah harus dikuras dua kali tiap hari.
d).
Pastikan
bahwa meter-meter bekerja dengan baik (jarum manometer dapat bergerak dengan
harus dan dapat menunjuk skala nol saat tekanan kosong.
e).
Pastikan
bahwa katup pengatur tekanan dan tombol tekanan akan bekerja pada daerah
tekanan yang sesuai. Lakukan penyetelan jika tidak sesuai.
(Pemeriksaan harian diuraikan
siswa seperti tabel 11).
2).
Pemeriksaan
operasi rutin dilakukan karena kompresor mempunyai berbagai bagian yang
mendapat beban tumbukan dan yang saling meluncur dengan tekanan permukaan yang
besar. Selain itu getaran mekanis serta denyutan tekan merupakan hal yang tak
dapat dihindari. Karena itu jika diingini umur yang panjang dan performansi
yang tetap baik, kompresor harus dioperasikan dengan benar serta dilakukan
pemeriksaan dan pemeliharaan dengan cermat serta diperiksa secara periodik.
Prosedur pemeriksaan rutin diberikan dalam Tabel 12.. Jangka waktu pemeriksaan
rutin bervariasi tergantung pada masing-masing produk. Jadi tabel tersebut
hanya dapat dipergunakan sebagai pedoman umum. Pedoman yang lebih terperinci harus
diambil dari buku petunjuk dari pabrik kompresor yang bersangkutan.
(Pemeriksaan rutin diuraikan oleh siswa seperti
tabel 12)
3).
Gangguan
yang sering terjadi pada kompresor udara dan penyebabnya adalah :
a). Pembebanan lebih dan pemanasan lebih pada motor
Kemungkinan penyebabnya antara lain
adalah daya motor kurang, instalasi listrik motor salah (putaran terbalik),
terjadi hubung singkat, salah satu kabel pada jalur 3-phase putus, slip pada
sabuk-V, efek roda gaya tidak cukup, viskositas minyak pelumas terlalu tinggi/
rendah, pengisian lebih (supercharging)
karena pulsasi tekanan dan penyumbatan pada saringan dan pipa.
b). Udara keluar terlalu panas
Kemungkinan penyebabnya antara lain
adalah kondisi lingkungan dalam ruang kompresor jelek, karbonisasi minyak
pelumas, katup keluar rusak(aliran balik) dan sistem pendingin yang tidak
bekerja dengan baik.
c). Katup pengaman sering terbuka
Hal tersebut biasa terjadi karena
penyetelan yang tidak tepat atau karena memang pegas katup terlalu lemah.
d). Bunyi dan Getaran
Bunyi dan getaran pasti terjadi hanya
saja jika hal itu tidak normal berarti
menandakan adanya kerusakan/ keausan/ ketidak normalan. Bunyi dan getaran
biasanya disebabkan oleh : kelonggaran yang berlebihan karena keausan,
pemasangan dan pelurusan yang tidak tepat, getaran sabuk dan fluktuasi momen
puntir, getaran pipa karena resonansi dan karena mesin penggerak.
e). Korosi
Bagian-bagian yang sering
korosi adalah tangki udara, ruang pengeluaran udara dari kompresor, pendingin
antara dan pembebas beban. Korosi disebabkan oleh : terjadinya kondensasi uap
air, adanya bahan korosif dalam udara isap, perembesan air pendingin terutama
air laut, kualitas pelumas yang jelek, terjadinya reaksi minyak pelumas dan
bahan tembaga atau karena perawatan yang tidak baik.
f).
Tekanan tidak dapat naik atau naik
terlalu lambat
Terdapat kebocoran ( pada
pembuang air, paking, sekrup, katup pengaman, tabung dan pipa-pipa), katup
pengaman rusak, manometer rusak, saringan udara masuk kotor, adanya penyumbatan
pada pipa
9).
Tekanan melebihi tekanan normal
Manometer rusak, tombol
tekanan, katup pengatur tekanan atau katup pengaman rusak.
h).
Terdapat suara abnormal
Pemasangan tidak tepat, motor
rusak, torak membentur katup, adanya komponen gerak yang aus
i).
Minyak pelumas cepat habis
Cincin
torak, torak dan atau dinding silinder mengalami keausan, serta katup pengaman
rusak
j).
Motor overheating
Terjadi
kemacetan bagian-bagian yang bergerak pada kompresor, konsleting listrik dan
atau motor rusak
k).
Kompresor tidak berjalan motor tidak
mendengung
Instalasi listrik putus,
tombol tekanan rusak, motor rusak, pelindung motor dalam keadaan bekerja
l).
Kompresor tidak berjalan motor
mendengung
Tegangan listrik sumber
turun, udara bocor dari katup udara, motor rusak
4).
Jika
kompresor tidak dipakai untuk jangka waktu lama (tidak aktif), seolah-olah
kompresor ini dalam keadaan beristirahat. Namun dalam keadaan tidak dipakai,
kompresor akan berkarat, berdebu, mutu minyaknya menurun, terjadi pengembunan
uap air, pembekuan, korosi karena kandungan gas yang korosif, dsb. Jika nanti
akan digunakan lagi, kompresor dapat mengalami gangguan seandainya tidak
dipelihara dengan baik pada waktu tidak dipakai. Apabila kompresor tidak
dipergunakan selama lebih dari sebulan perlu dilakukan hal-hal berikut.
a)
Jika
keadaan lingkungan banyak berdebu, kompresor harus ditutup dengan lembar
plastik pada tempat pernafasan kotak engkol, perapat poros, tutup katup, pompa
minyak, instrumentasi, dsb.
b)
Jika
mungkin, instrumen-instrumen dibuka dan disimpan.
c)
Katup-katup
harus tertutup sepenuhnya untuk mencegah pipa-pipa kemasukan debu, atau air
hujan.
d)
Minyak
pencegah karat atau gemuk harus dilapiskan pada bagian dalam kompresor.
Kompresor harus diputar dengan tangan sekali sebulan untuk mencegah pengkaratan
dan uutuk meratakan minyak pelumas. Jika kompresor masih terhubung dengan
sumber tenaga listrik, maka dapat dijalankan selama 10 menit tiap hari tanpa
beban. Dalam hal ini tidak diperlukan langkah-langkah pencegahan debu dan karat
seperti disebut di atas.
e)
Jika
kompresor masih terhubung dengan sumber listrik dan tidak akan dipergunakan
dalam jangka waktu sangat lama, sebaiknya semua tombol dikunci supaya tidak
dapat dijalankan secara tak sengaja
5).
Pemeriksaan
pada motor listrik penggerak kompresor diuraikan oleh siswa seperti pada tabel
14.
g.
Lembar
Kerja 2
1) Alat dan Bahan
a).
1
unit sistem kompresor udara dan instalasinya
b).
Peralatan
tangan, kunci pas/ring atau tang (menyesuaikan kebutuhan).
c).
Alat
ukur yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
d).
Minyak
pelumas
e).
Sealed
tape
f).
Lap/
majun.
2) Keselamatan Kerja
a).
Gunakan
peralatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b).
Ikutilah
instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar
kerja.
c).
Mintalah
ijin dari guru anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada
lembar kerja.
d).
Bila
perlu mintalah buku manual dari mesin yang digunakan.
e).
Jangan
memukul poros, ulir atau bagian lainnya dengan palu besi secara langsung
f).
Jangan
bermain-main dengan udara bertekanan.
3) Langkah Kerja
a).
Persiapkan
alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin.
b).
Perhatikan
instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/instruktur.
c).
Lakukan
pemeriksaan operasi harian dan operasi rutin pada unti kompresor udara dan
instalasinya!
d).
Lakukan
pembongkaran unit kompresor udara dengan langkah yang efektif, efisien dan
sistematik! (perhatikan buku manual)
e).
Lakukan
pemeriksaan dengan pengamatan dan pengukuran pada komponen-komponen kompresor
udara yang sudah dilepas!
f).
Buatlah
catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
g).
Diskusikan
mengenai kondisi komponen, kemungkinan penyebab kerusakan, kemungkinan
perbaikan serta kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan dibiarkan!
h).
Lakukan
pemasangan kembali terhadap komponen-komponen yang dibongkar secara efektif dan
efisien!
i).
Diskusikan
inovasi usaha apa yang bisa dikembangkan setelah anda mengetahui tentang kompresor
udara dan instalasinya!!
j).
Setelah
selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti
keadaan semula serta bersihkan tempat kerja!
4) Tugas
a).
Buatlah
laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b).
Buatlah
rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada
kegiatan belajar 2.