Jumat, 16 Maret 2018

DDO 5

BATRAI

bagian-bagian-baterai

Ada beberapa tipe baterai yang ada yaitu baterai tipe timah-asam ( lead acid ), baterai perawatan ringan atau baterai bebas perawatan, baterai berventilasi, dan baterai rapat (sealed baterai). Penjelasan mengenai baterai tersebut adalah sebagai berikut.
1)    Baterai tipe timah-asam ( lead acid). Pada baterai tipe ini suatu logam (timah) direndam dalam suatu larutan elektrolit. Tegangan atau energi listrik dihasilkan dari reaksi kimia antara logam dan larutan elektrolitnya.
2)  Baterai berventilasi. Pada baterai ini, terdapat tutup ventilasi yang dapat dibuka untuk  mengecek elektrolit atau untuk menambahkan air suling jika diperlukan untuk  mengembalikan kondisinya. Tutup ini juga berfungsi untuk mengeluarkan gas hidrogen yang dihasilkan selama proses pengisian.
3)   Baterai rapat ( sealed baterai). Baterai ini menggunakan juga timah-asam tetapi tidak mempunyai tutup yang dapat dilepas untuk mengecek elektrolit atau menambah elektrolit. Pada beberapa tipe baterai ini, mempunyai mata kecil untuk menunjukkan tingkat isi dari baterai.
4)    Baterai bebas perawatan. Pada baterai jenis ini larutan elektrolit tidak dapat ditambahkan sehingga tidak diperlukan perawatan baterai secara khusus.
Cara Pengisian Baterai ada
*20% hasil pembagian dari kapasitas aki/arus charger
Baca Juga :  Perbedaan antara Tread dan Core pada Processor
Teknik Pengisian Baterai


Memasang battery charger
Memasang battery charger
Pengisian 2 baterai secara paralel
Pengisian 2 baterai secara paralel

Pengisian ACCU secara seri
Pengisian ACCU secara seri
Kelebihan dan Kelemahan Metode Mengisi Baterai Seri dan Paralel

  • Tegangan pengisian rendah yaitu 12 V, sehingga rancangan trafo yang digunakan lebih sederhana.
  • Tetap aman meskipun kapasitas baterai tidak sama.
  • Tidak mampu menentukan dengan pasti berapa besar arus yang mengalir ke tiap baterai, sehingga sulit menentukan waktu pengisian yang tepat
  • Arus listrik yang dialirkan merupakan arus total pengisian, sehingga arusnya yang mengalir cukup besar sehingga kabel maupun klem buaya untuk pengisian harus berukuran besar.
  • Mampu menentukan dengan pasti berapa besar arus yang mengalir ke tiap baterai, sehingga dapat menentukan waktu pengisian dengan tepat.
  • Arus listrik yang dialirkan besarnya sama untuk semua baterai, sehingga mudah ditentukan waktu pengisiannya.
  • Besar arus pengisian normal berdasarkan kapasitas baterai yang paling kecil, sehingga arus pengisian kecil dan kabel maupun klem buaya yang digunakan untuk pengisian dapat dengan ukuran lebih kecil.
  • Tegangan pengisian merupakan total tegangan baterai yang diisi, misal 4 baterai 12V, berarti tegangan pengisian sebesar 48 V.
  • Tidak tepat digunakan untuk baterai yang kapasitasnya bervariasi, sebab harus mengikuti arus pengisian baterai yang kapasitas kecil, sehingga untuk baterai yang kapasitasnya besar waktu pengisian terlalu lama, dan bila mengikuti baterai kapasitas besar maka pada baterai yang kapasitasnya kecil akan mengalami over charging sehingga baterai cepat rusak. Dengan demikian metode ini kurang tepat untuk baterai dengan kapasitas yang jauh berbeda.

1. Pengisian Normal
Pengisian normal adalah pengisian dengan besar arus yang normal, besar arus pengisian normal sebesar 10 % dari kapasitas baterai.
Contoh:  baterai 50 AH maka besar arus pengisian 50 x 10/100 = 5 A. Jadi jika kita memiliki baterai (accu) dengan kapasitas 50AH maka ketika melakukan charging dibutuhkan arus dari alat charging sebesar 5A.
Lama Waktu pengisian
Saat melakukan charging pasti yang gi inginkan adalah accu dalam kondisi full. Untuk menentukan berapa lama waktu pengisian bisa menggunakan rumus berikut
Lama pengisian (jam) = (Besar kapasitas aki [AH]/ Besar arus charger [AH])+20%
JIka kita memiliki accu dengan kapasitas 42AH, arus pengisian adalah 4.2A maka waktu yang dibutuhkan adalah 11 jam
atau kalau tak au ribet bisa menggunakan kalkulator lama pengisian accu berikut [Link]
2. Pengisian Cepat
Pengisian cepat adalah pengisian dengan arus yang sangat besar. Besar pengisian tidak boleh melebihi 50% dari kapasitas baterai, dengan demikian untuk baterai 50 AH, besar arus pengisian tidak boleh melebihi 25 Ampere.
Prosedur pengisian cepat sebenarnya sama dengan pengisian normal, yang berbeda adalah besar arus pengisian yang diatur sangat besar. Selain itu juga resiko yang jauh lebih besar, sehingga harus dilakukan dengan ektra hati-hati.
Pengisian cepat sering dilakukan untuk membantu kendaraan yang mogok atau sedang dalam proses perbaikan, sehingga baterai tidak diturunkan dari kendaraan. Pada kasus pengisian cepat di atas kendaraan yang perlu diingat adalah lepas kabel baterai negatip sebelum melakukan pengisian, hal ini disebabkan saat pengisian cepat tegangan dari battery charging lebih besar dari pengisian normal, kondisi ini potensial merusak komponen elektronik dan diode pada altenator.
1. Pengisian satu baterai 
Hubungkan kabel positip baterai dengan klem positip battery charger dan terminal negatip dengen klem negatip. Hati-hati jangan sampai terbalik, bila terbalik akan timbul percikan api, bila dipaksa baterai akan rusak, pada battery charger model tertentu dilengkapi dengan indicator, dimana bila pemasangan terbalik akan muncul bunyi peringatan.
2. Pengisian lebih dari 1 baterai
Pengisian baterai yang lebih dari satu buah dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu :
a. Rangkaian Paralel 2 baterai
Hubungkan kabel positip baterai 1 dengan terminal positip baterai 2 kemudian hubungkan dengan klem positip battery charger. Demikian pula untuk terminal negatip.
Hati-hati jangan sampai terbalik, bila terbalik akan timbul percikan api, bila dipaksa baterai akan rusak, pada battery charger model tertentu dilengkapi dengan indicator, dimana bila pemasangan terbalik akan muncul bunyi peringatan.
Note : 
o> Pilih selector tegangan sesuai dengan tegangan baterai, misal baterai 12 V maka  selector digerakan kearah 12V.
o> Hidupkan battery charger, dan setel besar arus sesuai dengan kapasitas baterai.
o> Besar arus merupakan jumlah arus yang dibutuhkan untuk baterai 1 dan baterai 2. misalnya untuk mengisi dua baterai 50 AH dibutuhkan arus pengisian sebesar 10% x(2 x50)) = 10 A., mengisi baterai 50 AH dan 40 AH maka diperlukan arus sebesar 10 % x (40+50) = 9A.
b. Rangkaian Seri 2 baterai
Hubungkan kabel positip baterai 1 dengan klem positip battery charger, kemudian hubungkan kabel negatip baterai 1 dengan kabel positip baterai 2, selanjutnya hubungkan kabel negatip baterai 2 dengan klem negatip battery charger. Hati-hati jangan sampai terbalik, bila terbalik akan timbul percikan api, bila dipaksa baterai akan rusak, pada battery charger model tertentu dilengkapi dengan indicator, dimana bila pemasangan terbalik akan muncul bunyi peringatan.
Note :
o> Hubungkan battery charger dengan sumber listrik 220V.
o> Pilih selector tegangan sesuai dengan total tegangan baterai, misal 2 baterai 12 V dirangkai seri maka tegangan menjadi 24 V maka selector digerakan kearah 24 V.
o> Hidupkan battery charger, dan setel besar arus sesuai dengan kapasitas baterai yang paling kecil. Misalkan besar untuk mengisi dua baterai 50 AH dibutuhkan arus pengisian sebesar 10% x 50 = 5 A., mengisi baterai 50 AH dan 40 AH maka diperlukan arus sebesar yang digunakan 10 % x 40 AH = 4 A.
Metode mengisi baterai lebih dari satu baik secara paralel maupun secara seri masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan yaitu :


  1. Kelebihan pengisian secara parallel adalah ?
  2. Kelemahan pengisian secara parallel adalah ?
  3. Kelebihan pengisian secara seri adalah ?
  4. Kelemahan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar